AUDIT 2
Teknis-teknis
audit adalah cara bagaimana seorang auditor melakukan pengujian-pengujian atau
test. Harus berkompetensi akuntansi keuangan dan sistem pengendalian intern.
Pengujian-pengujian
yang dilakukan auditor ada 2 aspek yaitu:
1. Pengujian
Kepatuhan (pengendalian intern/complience test) yaitu pengujian yang dilakukan
oleh auditor terhadap SPI (sistem pengendalian intern) yang diterapkan oleh
perusahaan. Tujuan SPI perlu di uji adalah untuk mengetahui SPI yang diterapkan
oleh suatu perusahaan bisa diandalkan atau tidak ataukah sudah kuat atau masih
lemah.
2. Pengujian
Substantif yaitu pengujian yang dilakukan oleh auditor terhadap masing-masing
pos yang ada pada laporan keuangan. Setiap pos diuji untuk menentukan tingkat
kewajaran masing-masing pos dalam laporan keuangan.
PENGUJIAN
KEPATUHAN
Pengujian kepatuhan dilakukan oleh auditor terhadap
SPI yang terkait dengan sistem akuntansi .
Sistem pengendalian intern mengandung unsur-unsur
atau elemen sebagai berikut :
1. struktur organisasi yang memisahkan fungsi dan
tanggung jawab secara tegas
2. adanya sistem otorisasi dan prosedur pencatatan
3. praktek yang sehat
4. adanya karyawan yang cakap
PARADIGMA
PENGUJIAN KEPATUHAN
ELEMEN SPI
KUISIONER SPI
SISTEM AKUNTANSI
PROGRAM
PENGUJIAN KEPATUHAN
Sistem
akuntansi meliputi:
1.
unit organisasi atau pejabat yang terkait dalam sistem yang diperiksa
2.
sistem otorisasi yang dirancang dalam organisasi tersebut
3.dokumen
4.
catatan akuntansi
5.arsip
6.flow
chart sistem akuntansi yang bersangkutan
Elemen
sistem pengawasan intern dalam sistem penjualan ;
1.
bagian penjualan harus terpisah dari bagian kasa (kasir)
2.
bagian penerimaan kas harus terpisah dari bagian akuntansi
3.
bagian pemeriksa intern harus terpisah dari bagian penjualan, bagian kasa dan
bagian akuntansi.
Contoh
aplikasinya adalah sebagai berikut :
Kuesioner
Sistem Pengawasan Intern Penjualan
Kredit
Elemen Sistem Pengawasan Intern
|
Kuesioner Sistem Pengawasan
Intern
|
A.
Struktur Organisasi :
1.
Bagian Penjualan harus terpisah dari bagian
otorisasi kredit.
2.
Bagian Gudang harus terpisah dari bagian
pengiriman.
3.
Bagian Penagihan harus terpisah dari bagian
piutang.
4.
Bagian penjualan harus terpisah dari bagian
penagihan.
B.
Sistem Otorisasi :
1.
Faktur Penjualan Kredit harus ditandatangani oleh
pihak yang berwenang.
2.
Transaksi Penghapusan Piutang harus dilaksanakan
oleh pihak yang berwenang.
C. Praktek Yang Sehat :
1.
Setiap hari uang hasil penagihan disetorkan
langsung pada hari itu juga
2.
Secara Periodik dilakukan Rekonsiliasi bank.
|
A.
Struktur Organisasi :
1.
Apakah bagian penjualan terpisah dari bagian
otorisasi kredit ?
2.
Apakah bagian Gudang terpisah dari bagian
pengiriman?
3.
Apakah bagian Penagihan terpisah dari bagian
piutang?
4.
Apakah bagian penjualan terpisah dari bagian
penagihan ?
B.
Sistem Otorisasi :
1.
Apakah Faktur Penjualan Kredit ditandatangani oleh
pihak yang berwenang?
2.
Apakah transaksi penghapusan
piutang dilaksanakan oleh pihak yang berwenang?
C.
Praktek yang sehat :
1.
Apakah jumlah uang yg diterima
dari penagihan setiap hari disetor seluruhnya ke Bank pada hari yang sama atau hari kerja berikutnya ?
2.
Apakah secara periodik
diadakan rekonsiliasi bank oleh Bagian yang tidak
menyelenggarakan catatan akuntansi dan yang tidak menerima penagihan kas ?
|
Dari kelompok aku :
1.
ELEMEN SISTEM PENGAWASAN INTERN
|
KUESIONER SISTEM PENGAWASAN INTERN
|
1. Fungsi Penjualan Harus Terpisah Dari Fungsi Kredit
|
1. Apakah Fungsi
Penjualan Harus Terpisah Dari Fungsi Kredit ?
|
2. Fungsi Akuntansi Harus Terpisah Dari Fungsi Penjualan
Dan Fungsi Kredit
|
2. Apakah Fungsi Akuntansi Harus Terpisah Dari Fungsi
Penjualan Dan Fungsi Kredit ?
|
3. Fungsi Akuntansi Harus Terpisah Dari Fungsi Kas
|
3. Apakah Fungsi Akuntansi Harus Terpisah Dari Fungsi Kas
?
|
4. Transaksi Harus Dilaksanakan Oleh Lebih Dari Satu
Orang Atau Lebih Dari Satu Fungsi
|
4. Apakah Transaksi Harus Dilaksanakan Oleh Lebih Dari
Satu Orang Atau Lebih Dari Satu Fungsi ?
|
5. Sistem Otorisasi Dan Prosedur Pencatatan
|
5. Apa Sistem Dan Prosedur Yang Digunakan?
|
6. Penerimaan Order Dari Pembeli Diotoriasi Oleh Fungsi Penjualan
Dengan Menggunakan Formulir Surat Order Pengambilan Barang.
|
6. Apakah Penerimaan Order Dari Pembeli Diotoriasi Oleh
Fungsi Penjualan Dengan Menggunakan Formulir Surat Order Pengambilan Barang ?
|
7. Persetujuan Pemberian Kredit Diberikan Oleh Fungsi
Kredit Dengan Membubuhkan Tanda Tangan Pada Credit Copies.
|
7. Apakah Persetujuan Pemberian Kredit Diberikan Oleh
Fungsi Kredit Dengan Membubuhkan Tanda tangan Pada Credit Copies ?
|
8. Pengambilan Barang Oleh Pelanggan Diotorisasi Oleh
Fungsi Gudang Dengan Menandatangani Dan Membubuhkan Cap "Sudah
Diterima" Pada Surat Order Pengambilan Barang.
|
8. Apakah Pengambilan Barang Oleh Pelanggan Diotorisasi
Oleh Fungsi Gudang Dengan Menandatangani Dan Membubuhkan Cap "Sudah
Diterima" Pada Surat Order Pengambilan Barang ?
|
9. Penetapan Harga Jual, Syarat Penjualan, Syarat
Pengambilan Barang Dan Potongan Penjualan Berada Di Tangan Direktur Pemasaran
Dengan Penerbitan Surat Keputusan Mengenai Hal Itu.
|
9. Apakah Penetapan Harga Jual, Syarat Penjualan, Syarat
Pengambilan Barang Dan Potongan Penjualan Berada Di Tangan Direktur Pemasaran
Dengan Penerbitan Surat Keputusan Mengenai Hal Itu ?
|
10.Terjadinya Piutang Diotorisasi Oleh Fungsi Penagihan
Dengan Membubuhkan Tanda Tangan Pada Faktur Penjualan.
|
10.Apakah Terjadinya Piutang Diotorisasi Oleh Fungsi
Penagihan Dengan Membubuhkan Tanda Tangan Pada Faktur Penjualan ?
|
11.Pencatatan Kedalam Catatan Akuntansi Harus Didasarkan
Atas Dokumen Sumber Yang Dilampiri
Dengan Dokumen Pendukung Yang Lengkap.
|
11.Apakah Pencatatan Kedalam Catatan Akuntansi Harus
Didasarkan Atas Dokumen Sumber Yang Dilampiri Dengan Dokumen Pendukung Yang
Lengkap ?
|
12.Pencatatan Ke Dalam Catatan Akuntansi Harus Dilakukan
Oleh Karyawan Yang Diberi Wewenang.
|
12.Apkah Pencatatan Ke Dalam Catatan Akuntansi Harus
Dilakukan Oleh Karyawan Yang Diberi Wewenang ?
|
2. PROGRAM
PENGUJIAN KEPATUHAN
A. LAKUKAN PENGAMATAN TENTANG:
A. Pemisahan
Fungsi Penjualan Dari Fungsi Kredit
B. Pemisahan Fungsi
Akuntansi Dari Fungsi Penjualan Dan Fungsi Kredit
C. Pemisahan Fungsi
Akuntansi Dari Fungsi Kas
B. PILIH SAMPEL FAKTUR PENJUALAN KREDIT:
A. Periksa
Apakah Transaksi Harus Dilaksanakan Oleh Lebih Dari Satu Orang Atau Lebih Dari
Satu Fungsi
B. Periksa Sistem
Otorisasi Dan Prosedur Pencatatan
C. Periksa Penerimaan
Order Dengan Menggunakan Formulir Surat Order Pengambilan Barang.
D. Periksa
Persetujuan Pemberian Kredit Dengan Membubuhkan Tanda Tangan Pada Credit
Copies.
E. Periksa Pengambilan
Barang Dengan Menandatangani Dan Membubuhkan Cap "Sudah Diterima"
Pada Surat Order Pengambilan Barang.
Program
Pengujian Kepatuhan
Terhadap
sistem pengendalian intern atas penjualan kredit
A. Melakukan
pengamatan tentang:
1. Pemisahan
bagian penjualan dari bagian otorisasi kredit
2. Pemisahan
bagian pencatatan dari bagian penjualan dan bagian pemberi kredit
3. Pemisahan
bagian pencatatan dari bagian penerimaan kas
4. Pemisahan
bagian penjualan dari bagian penerimaan kas
5. Pemisahan
bagian penjualan dari bagian penagihan
B. Pilih
sampel faktur penjualan kredit :
1. Periksa
terjadinya pencatatan penjualan apakah didukung dengan surat order pengiriman.
2. Periksa
surat order pengiriman bernomor urut cetak
3. Periksa
apakah faktur bernomor urut cetak
4. Periksa
pengiriman barang pada pelanggan apakah diotorisasi oleh pihak yang berwenang
5. Periksa
piutang tak tertagih apakah diteliti oleh pejabat yang berwenang
6. Periksa
dan pengecekan secara periodik atas piutang
7. Periksa
apakah semua barang dibuatkan faktur
PENGUJIAN
SUBSTANTIF
Pengujian substantif adalah pengujian yang dilakukan
pada pos-pos keuangan,baik laporan laba rugi maupun arus kas atau pos-pos
keuangan secara keseluruhan yaitu laporan keuangan. Baik pengujian terhadap
nominal juga penyajian satu per satu untuk mengetahui tingkat kewajaran keuangan.
PARADIGMA PENGUJIAN SUBSTANTIF
PROGRAM PENGUJIAN
TUJUAN
SUBSTANTIF
PEMERIKSAAN
PRINSIP
AKUNTANSI
YANG
LAZIM
Pengujian
Substantif terhadap akun Kas :
v Prinsip-prinsip akuntansi berterima
umum dalam penyajian kas di neraca
1.
Kas yang disajikan dineraca adalah saldo
kas yang ada di tangan perusahaan pada tanggal tersebut dan saldo rekening giro
bank, yang pengembaliannya tidak dibatasi oleh bank atau perjanjian yang lain.
2.
Kas dalam bentuk valuta asing jika di
cantumkan di neraca sebesar nilai kurs yang berlaku pada tanggal neraca.
3.
Unsur-unsur berikut harus disajikan
secara terpisah dari unsur kas di neraca jika jumlahnya material:
v Tabungan
di bank
v Dana
untuk perluasan pabrik, dana pelunasan hutang, atau dana lain yang tidak
digunakan untuk keperluan modal kerja
v Saldo
di bank minimun yang disyaratkan oleh bank dalam suatu perjanjian penarikan
kredit
v Tujuan Pengujian Substantif
terhadap Akun Kas
a.
Memperoleh keyakinan terhadap keandalan
catatan akuntansi yang bersangkutan dengan kas.
b.
Membuktikan keberadaan kas dan
keterjadian transaksi yang berkaitan dengan kas yang dicantumkan di neraca
c.
Membuktikan hak kepemilikan klien atas
kas yang dicantumkan di neraca
d.
Membuktikan kewajiban klien yang
dicantumkan di neraca
e.
Membuktikan kewajaran penilaian kas yang
tercantum dineraca. Audito melakukan berbagai pengujian substantif berukut ini:
v Pemeriksaan
bukti pendukung transaksi yang berkaitan dengan penerimaan dan pengeluaran kas
v Perhitungan
terhadap kas di tangan pada tanggal neraca
v Konfirmasi
kas di bank
f.
Membuktikan kewajaran panyajian dan
pengungkapan kas di neraca. Auditor melakukan berbagai pengujian substantif
berikut ini:
v Prosedur
audit awal
v Pengujian
analitik
v Pemeriksaan
bukti pendukung transaksi yang berkaitan dengan penerimaan dan pengeluaran kas.
v Elemen dan Program Pengujian
Substantif terhadap Akun Kas
Kuesioner
Pengujian Substantif terhadap Akun Kas
Elemen Pengujian Substantif Kas
|
Kuesioner Pengujian Substantif
Kas
|
C.
Prosedur audit awal terhadap kas :
5.
Mengusut saldo kas tercantum di neraca dengan
saldo akun kas di buku besar.
6.
Mengusut saldo awal akun kas (dibuku besar) ke
kertas kerja tahun lalu.
7.
Mengusut posting pendebitan dan pengkreditan akun
kas ke jurnal yang bersangkutan.
D.
Prosedur analitik atas Kas
3.
Perhitungan rasio-rasio keuangan yang berkaitan
dengan kas
C. Pengujian terhadap transaksi rinci atas
Kas
3.
Melakukan verifikasi pisah batas (cut off)
transaksi penerimaan dan pengeluaran kas.
4.
Rekonsiliasi cut off bank statement dengan saldo
kas menurut catatan klien.
|
D.
Prosedur audit awal terhadap kas
5.
Apakah
saldo kas yang tercantum di neraca dengan saldo akun kas di buku besar
sudah sama jumlahnya?
6.
Apakah saldo awal akun kas dibuku besar sudah
sesuai dengan kertas kerja tahun lalu?
7.
Apakah posting pendebetan dan pengkreditan akun
kas ke jurnal yang bersangkutan sudah benar?
E.
Prosedur analitik atas Kas
3.
Apakah rasio-rasio keuangan yang berkaitan dengan
kas tahun ini sudah sesuai dengan saldo kas pada akhir tahun yang lalu?
F.
Pengujian terhadap transaksi rinci atas Kas
3.
Apakah pisah batas
(cut off) yang dilakukan oleh klien dalam transaksi penerimaan dan
pengeluaran kas konsisten antara tahun ini dengan tahun sebelumnya?
4.
Apakah Rekonsiliasi cut off bank statement dengan
saldo kas menurut catatan klien sudah sama?
|
Program
Pengujian Substantif Kas
a. Prosedur
audit awal terhadap kas
v Mengusut
saldo kas tercantum di neraca dengan saldo akun kas di buku besar.
Menghitung kembali saldo akun kas di buku besar yang meliputi : Saldo awal
Ditambah jumlah pendebitan kemudian Dikurang jumlah pengkreditan.
Menghitung kembali saldo akun kas di buku besar yang meliputi : Saldo awal
Ditambah jumlah pendebitan kemudian Dikurang jumlah pengkreditan.
v Mereview
terhadap mutasi luar biasa pada akun kas
v Mengusut
saldo awal akun kas (dibuku besar) ke kertas kerja tahun lalu.
v Mengusut
posting pendebitan dan pengkreditan akun kas ke jurnal yang bersangkutan.
b. Prosedur analitik atas kas
v Perhitungan
rasio-rasio keuangan yang berkaitan dengan kas
v Rasio-rasio
membantu auditor dalam mengungkap :
·
Peristiwa atau transaksi yang tidak
biasa
·
Perubahan usaha
·
Perubahan akuntansi
·
Fluktuasi acak
·
Salah saji
c. Pengujian terhadap transaksi rinci atas kas
v Melakukan
verifikasi pisah batas (cut off) transaksi penerimaan dan pengeluaran kas
v Membuat
daftar tranfer antar bank
Rekonsiliasi
cut off bank statement dengan saldo kas menurut catatan klien
Pemeriksaan Kas dan Bank
Tujuannya
adalah menentukan kewajaran kas yang disajikan dineraca. Ukuran kewajaran yaitu
standar akuntansi keuangan.
Yang
di audit pertama kalinya yaitu sistem pengendalian internnya kasa dan bank itu
apakah dapat diandalkan dan sudah sesuai dengan standart. Selain itu juga
menentukan banyak sedikitnya bukti audit yang akan diperiksa.
Tujuan
Pemeriksaan(Audit Objective) Kas dan Bank
1. Utk memeriksa apakah
terdpt internal control yg baik
2.Utk memeriksa apakah saldo
kas dan bank betul-betul ada dan dimiliki perush.
3.Utk memeriksa apakah ada
pembatasan utk penggunaan saldo kas dan bank.
4.Utk memeriksa apakah saldo kas dan bank dlm valuta
asing sudah dikonversikan ke dlm rupiah menggunakan kurs tengah BI.
5.Utk memeriksa apakah penyajiannya di Neraca sudah
sesuai dg PABU.
Pemeriksaan Piutang
Jenis-jenis
piutang yang bersumber dari perusahaan dibagi menjadi 2 yaitu ;
1.
piutang usaha dan dagang (account receivable)
2.
piutang yang dikuatkan dengan dokumen tentang kesanggupan tertulis dan dengan
syarat2 tertentu yaitu piutang wesel/wesel tagih (notes receivable). Sedangkan
piutang lain2 yaitu meminjami uang tertentu kepada karyawan.
Dalam
membahas suatu laporan keuangan akan terkait dengan 3 hal yaitu :
1.
measurement (pengukuran) = transaksi timbulnya rekening piutang harus bisa
diukur dengan satuan nilai moneter. Piutang harus dicatat sebesar
kesepakatan bersama antara debitur dan kreditur.
2. recognizion (pengakuan) = kapan piutang
itu harus diakui, piutang diakui pada saat terjadinya transaksi dan pada saat
terjadinya perpindahan hak pemilik dari penjual ke pembeli.
Dalam hal ini auditor harus melihat dokumen2
pendukung bukan dokumen utama serta nilai yang dapat direalisasikan yaitu nilai
yang terjadi tepat pada saat transaksi.
Resiko piutang tak tertagih/kerugian piutang,
resiko 10% bisa dikuatkan dengan sepihak atau bukti2 yang reliabel. Dan setiap
terjadi transaksi harus ada objective evidence (bukti2 yang objektif) dan
biasanya bukti itu berasal dari manajemen (intern).
Tujuan audit atas piutang :
1. Untuk
memeriksa apakah SPI piutang itu bisa diandalkan atau tidak.
2. Apakah
piutang yang disajikan sudah absah atau valid dan keontetikannya
3. Untuk
menentukan tingkat kolektibilitasnya (pengumpulan)
4. Untuk
menentukan adanya kewajiban-kewajiban bersyarat yang timbul yang menyertai
piutang tersebut.
5. Untuk
memastikan apakah penyajiannya sesuai dengan PABU (prinsip2 akuntansi yang
berlaku umum).
thanks ya infonya !!!
BalasHapuswww.bisnistiket.co.id