Rabu, 26 Juni 2013

kisi-kisi audit


1.    Pengujian Kepatuhan (pengendalian intern/complience test) yaitu pengujian yang dilakukan oleh auditor terhadap SPI (sistem pengendalian intern) yang diterapkan oleh perusahaan. Tujuan SPI perlu di uji adalah untuk mengetahui SPI yang diterapkan oleh suatu perusahaan bisa diandalkan atau tidak ataukah sudah kuat atau masih lemah.  
Contoh konkret :

2.    Pengujian Substantif yaitu pengujian yang dilakukan oleh auditor terhadap masing-masing pos yang ada pada laporan keuangan. Setiap pos diuji untuk menentukan tingkat kewajaran masing-masing pos dalam laporan keuangan.
Contoh konkret : pada akun persediaan
  • Mengamati penghitungan fisik sediaan
  • Mendapatkan konfirmasi atas sediaan yang ditempatkan di lokasi luar perusahaan
  • Menguji transaksi sediaan di antara tanggal awal perhitungan fisik sediaan dengan tanggal neraca.
  • Me-review kartu sediaan, catatan produksi, catatan pembelian sebagai petunjuk kegiatan yang bersangkutan dengan sediaan.
  • Membandingkan sediaan dengan katalog penjualan sekarang dengan laporan pengiriman barang
  • Menggunakan Jasa spesialisasi untuk menguatkan sifat produk yang khusus
Macam – macam resiko kredit
1.    Risiko Bawaan (Inherent Risk)  menurut SPAP adalah kerentanan suatu saldo akun atau golongan transaksi terhadap suatu salah saji yang material dengan asumsi bahwa tidak terdapat kebijakan dan prosedur struktur pengendalian intern yang terkait.
Contoh Dalam hal melihat Integritas Manajemen Klien, Jika manajemen didominasi satu atau beberapa orang yang integritasnya kurang, maka kemungkinan bahwa laporan keuangan disalah sajikan akan lebih besar. Auditor mengambil risiko profesional dan hukum yang besar jika mereka menerima penugasan dari klien yang integritasnya kurang, dan banyak kantor Akuntan Publik tidak akan menerima penugasan demikian.
Risiko Pengendalian (Control Risk) adalah risiko bahwa suatu salah saji material yang dapat terjadi dalam suatu asersi tidak dapat dicegah atau dideteksi secara tepat waktu oleh pengendalian intern entitas. Risiko ini merupakan fungsi efektivitas desain dan operasi pengendalian intern untuk mencapai tujuan entitas yang relevan dengan penyusunan laporan keuangan entitas.
·      Prosedur-prosedur yang digunakan untuk mendapatkan pemahaman mengenai struktur pengendalian intern yang berhubungan dengan asersi-asersi. Seperti Mengidentifikasi salah saji potensial yg dpt terjadi dalam asersi perusahaan dan Mengidentifikasi pengendalian yang diperlukan dan yang diperkirakan akan mampu untuk mencegah dan mendeteksi salah saji.
·      Prosedur-prosedur yang digunakan untuk melakukan pengujian pengendalian. Seperti Melakukan pengujian pengendalian terhadap pengendalian-pengendalian yang diperlukan untuk menetapkan efektivitas rancangan & pengoperasiannya.
Risiko Deteksi adalah risiko bahwa auditor tidak dapat mendeteksi salah saji material yang terdapat dalam suatu asersi. Risiko deteksi merupakan fungsi efektivitas prosedur audit dan penerapannya oleh auditor.
Sebagai contoh penggunaan prosedur yang lebih efektif akan menghasilkan tingkat risiko deteksi yang lebih rendah dibandingkan pemakaian prosedur yang kurang efektif.  Demikian pula, pengujian substantif yang dilakukan pada tanggal atau mendekati tanggal neraca, akan menghasilkan risiko deteksi yang lebih rendah dibandingkan dengan pengujian substantif yang dilakukan pada periode interim. 


4.             Kuesioner Sistem Pengendalian Intern terhadap kas dan bank (belum)
Kuesioner Sistem Pengawasan  Intern atas Kas
Elemen Sistem Pengawasan Intern

Kuesioner Sistem Pengawasan Intern
A.        Struktur Organisasi :
  1. Fungsi penjualan harus terpisah dari fungsi kas.
  2. Fungsi kas harus terpisah dari fungsi akuntansi.
  3. Transaksi penjualan tunai harus dilaksanakan oleh fungsi penjualan, fungsi kas, fungsi pengiriman, dan fungsi akuntansi..

B.       Sistem Otorisasi :
1.         Penerimaan  order  dari  pembelian  diotorisasi  oleh  fungsi-fungsi  penjualan  dengan
menggunakan formulir faktur penjulan tunai. 
2.         Penerimaan  kas  diotorisasika  oleh  fungsi  kas  dengan  cara  membubuhkan  cap
“lunas” pada  faktur penjualan  tunai dan menempelkan pita  register kas pada  faktur
tersebut. 
3.         Penjualan dengan kartu kredit bank didahului dengan permintaan otorisasi dari bank
penerbit kartu kredit. 
4.         Penyerahan  barang  diotorisasi  oleh  fungsi  pengiriman  dengan  cara membubuhkan
cap “Sudah diserahkan” pada faktur penjualan tunai. 
5.         Pencatatan  ke  dalam  buku  jurnal  diotorisasi  oleh  fungsi  akuntansi  dengan  cara memberikan tanda pada faktur penjualan tunai.

C.     Praktek Yang Sehat :
1.      Faktur  penjualan  tunai  bernomor  urut  tercetak  dan  pemakainnya  dipertanggung jawabkan oleh fungsi penjualan 
2.       Jumlah kas yang diterima dari penjualan  tunai disetor seluruhnya ke bank pada hari yang sama dengan transaksi penjualan tunai atau hari kerja berikutnya. 
3.      Penghitungan  saldo  kas  yang  ada  di  tangan  fungsi  kas  secara  periodik  dan  secara investigasi oleh fungsi pemeriksaan intern.  .
A
.      Struktur Organisasi :
  1. Apakah fungsi penjualan harus terpisah dari fungsi kas?
  2. Apakah fungsi kas harus terpisah dari fungsi akuntansi?
  3. Apakah transaksi penjualan tunai harus dilaksanakan oleh fungsi penjualan, fungsi kas, fungsi pengiriman, dan fungsi akuntansi.?

B.       Sistem Otorisasi :
1.      Apakah Penerimaan  order  dari  pembelian  diotorisasi  oleh  fungsi-fungsi  penjualan  dengan menggunakan formulir faktur penjulan tunai. 
2.      Apakah Penerimaan  kas diotorisasika  oleh  fungsi  kas  dengan  cara  membubuhkan  cap “lunas” pada  faktur penjualan  tunai dan menempelkan pita  register kas pada  faktur tersebut.

3.      Apakah Penjualan dengan kartu kredit bank didahului dengan permintaan otorisasi dari bank penerbit kartu kredit. 
4.      Apakah Penyerahan  barang  diotorisasi  oleh  fungsi  pengiriman  dengan  cara membubuhkan cap “Sudah diserahkan” pada faktur penjualan tunai. 
5.      Apakah Pencatatan  ke  dalam  buku  jurnal  diotorisasi  oleh  fungsi  akuntansi  dengan  cara memberikan tanda pada faktur penjualan tunai.

C.     Praktek yang sehat :
1.        Apakah Faktur  penjualan  tunai  bernomor  urut  tercetak  dan  pemakainnya  dipertanggung jawabkan oleh fungsi penjualan 
2.        Apakah Jumlah kas yang diterima dari penjualan  tunai disetor seluruhnya ke bank pada hari yang sama dengan transaksi penjualan tunai atau hari kerja berikutnya. 
3.        Apakah Penghitungan  saldo  kas  yang  ada  di  tangan  fungsi  kas  secara  periodik  dan  secara investigasi oleh fungsi pemeriksaan intern. 

5.             Program pengujian kepatuhan terhadap rek. Kas dan bank (belum)
Program Pengujian Kepatuhan
Terhadap sistem pengendalian intern atas Kas
A.      Melakukan pengamatan tentang:
1.      Pemisahan fungsi penjualan harus terpisah dari fungsi kas.
2.      Pemisahan fungsi kas harus terpisah dari fungsi akuntansi.
3.      Pemisahan transaksi penjualan tunai harus dilaksanakan oleh fungsi penjualan, fungsi kas, fungsi pengiriman, dan fungsi akuntansi
4.      Pemisahan Penerimaan  order  dari  pembelian  diotorisasi  oleh  fungsi-fungsi  penjualan  dengan menggunakan formulir faktur penjulan tunai. 
5.      Pemisahan Penerimaan  kas  diotorisasika  oleh  fungsi  kas  dengan  cara  membubuhkan  cap “lunas” pada  faktur penjualan  tunai dan menempelkan pita  register kas pada  faktur tersebut. 
6.         Pemisahan Penjualan dengan kartu kredit bank didahului dengan permintaan otorisasi dari bank penerbit kartu kredit. 
7.         Pemisahan Penyerahan  barang  diotorisasi  oleh  fungsi  pengiriman  dengan  cara membubuhkan cap “Sudah diserahkan” pada faktur penjualan tunai. 
8.         Pemisahan Pencatatan  ke  dalam  buku  jurnal  diotorisasi  oleh  fungsi  akuntansi  dengan  cara memberikan tanda pada faktur penjualan tunai
9.         Pemisahan Faktur  penjualan  tunai  bernomor  urut  tercetak  dan  pemakainnya  dipertanggung jawabkan oleh fungsi penjualan 
10.     Pemisahan Jumlah kas yang diterima dari penjualan  tunai disetor seluruhnya ke bank pada hari yang sama dengan transaksi penjualan tunai atau hari kerja berikutnya. 
11.     Pemisahan Penghitungan  saldo  kas  yang  ada  di  tangan  fungsi  kas  secara  periodik  dan  secara investigasi oleh fungsi pemeriksaan intern. 

B.       Pilih sampel faktur Kas :
1.      Periksa pencatatan penjualan harus terpisah dari fungsi kas.
2.      Periksa kas harus terpisah dari fungsi akuntansi
3.      Periksa Transaksi penjualan tunai harus dilaksanakan oleh fungsi penjualan, fungsi kas, fungsi pengiriman, dan fungsi akuntansi
4.      Periksa Penerimaan  order  dari  pembelian  diotorisasi  oleh  fungsi-fungsi  penjualan  dengan menggunakan formulir faktur penjulan tunai.
5.      Periksa Penerimaan  kas  diotorisasika  oleh  fungsi  kas  dengan  cara  membubuhkan  cap “lunas” pada  faktur penjualan  tunai dan menempelkan pita  register kas pada  faktur tersebut. 
6.      Periksa Penjualan dengan kartu kredit bank didahului dengan permintaan otorisasi dari bank penerbit kartu kredit. 
7.      Periksa Penyerahan  barang  diotorisasi  oleh  fungsi  pengiriman  dengan  cara membubuhkan cap “Sudah diserahkan” pada faktur penjualan tunai. 
8.      Periksa Pencatatan  ke  dalam  buku  jurnal  diotorisasi  oleh  fungsi  akuntansi  dengan  cara memberikan tanda pada faktur penjualan tunai
9.      Periksa Faktur  penjualan  tunai  bernomor  urut  tercetak  dan  pemakainnya  dipertanggung jawabkan oleh fungsi penjualan 
10.  Periksa Jumlah kas yang diterima dari penjualan  tunai disetor seluruhnya ke bank pada hari yang sama dengan transaksi penjualan tunai atau hari kerja berikutnya. 
11.  Periksa Penghitungan  saldo  kas  yang  ada  di  tangan  fungsi  kas  secara  periodik  dan  secara investigasi oleh fungsi pemeriksaan intern.
6.              Tujuan general audit terhadap rek. Piutang
·         Memperoleh keyakinan tentang ke-andalan catatan akuntansi yang ber-kaitan dengan piutang usaha
·         Membuktikan keberadaan piutang usaha dan keterjadian transaksi yang berkaitan dengan piutang usaha.
·         Membuktikan kelengkapan transaksi dan kelengkapan saldo piutang usaha
·         Membuktikan hak kepemilikan
·         Membuktikan kewajaran penilaian
·         Membuktikan kewajaran penyajian dan pengungkapan piutang usaha di neraca.

7.                          Program pengujian substantive terhadap rek. Piutang
a.       Prosedur audit awal
Ø Lakukan prosedur audit awal atas saldo akun yang akan diuji lebih lanjut
b.      Prosedur analitik
Ø Hitung rasio
Ø Analisa hasil prosedur analitik dengan harapan yang didasarkan pada data masa lalu, data industri, jumlah yang dianggarkan, atau data lain
c.       Pengujian terhadap transaksi rinci
Ø Periksa sample transaksi yang tercatat ke dokumen yang mendukung timbulnya transaksi tersebut
Ø Verifikasi pisah batas (cut-off) transaksi
d.      Pengujian terhadap saldo akun rinci
Ø Konfirmasi piutang
Ø Evaluasi terhadap kecukupan akun Cadangan Kerugian Piutang Usaha yang dibentuk oleh klien
e.       Verifikasi terhadap penyajian dan pengungkapan
Ø Bandingkan penyajian akun di neraca dengan prinsip akuntansi diterima umum




Soal perhitungan :
PT, SANJAYA di Kediri menerima rekening koran Bak Rakyat Indonesia per 30 Juni 2005 pada tanggal 2 Juli 2005 dengan salso debet untuk PT, SANJAYA Rp 23,100,000.00, Perkiraan buku besar Bank per 30 Juli 2005 menunjukkan saldo kredit sebesar Rp 12,300,000.00, Sewaktu mengadakan rekonsiliasi auditor menjumpai hal-hal sebagai berikut:
 a. Penerimaan tanggal 30 Juli 2005 sebesar Rp 18,600,000.00 telah disetorkan ke Bank. tetapi belum masuk dalam rekening Koran,
 b. Cek yang masih beredar per 30 Juni 2005 sebesar Rp 2,500,000.00
 c. Biaya Bank (atas adanya overdraft) sebesar Rp 1,000,000.00
 d. Cek yang dibayarkan kepada PT SURYA sebesar Rp 5,600,000.00 dibukukan dalam buku Bank sebesar Rp 6,4500,000.00

Diminta : Buatlah daftar rekonsiliasi Bank !

PT. Sanjaya
Rekonsiliasi Bank
Per 31 juli 2005
Saldo mnurt bank                            12.300.000
(+) setoran dalam perjalanan           18.600.000
                 
                                                     30.900.000

(-) cek masih beredar                     (2500.000)

saldo yang seharusnya                    28.400.000
Saldo menurut PT                         23.100.000
seharusnya ada pelunasan piutang


(-) Kesalahan pencatatan                 (850.000)
(-) biaya bank                               (1.000.000)
 saldo yang seharusnya                  21.250.000

Cat : seharusnya ada pelunasan piutang di bagian PT. Sebesar  7.150.000 agar mampu  mencapai saldo 28.400.000.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar