1.
Ruang
Lingkup akuntansi dan Akuntansi manajemen
Faktor-faktor
|
Akt. Keuangan
|
Akt. Manajemen
|
Pemakai Informasi
|
Pihak eksternal
perusahaan
|
Pihal internal
perusahaan
|
Dasar penyusunan
Informasi
|
Prinsip akuntansi yang
diterima secara umum
|
Tidak terikat oleh
prinsip akuntansi
|
Fokus Informasi
|
Perusahaan secara
keseluruhan
|
Bagian-bagian didalam
perusahaan
|
Orientasi Informasi
|
Data masa lalu
|
Data masa lalu dan
yang akan datang
|
Tipe Informasi
|
Informasi moneter
|
Informasi moneter dan
non moneter
|
Ketepatan Informasi
|
Data yang disajikan
lebih tepat
|
Lebih ditekankan pada
ketepatan waktu
|
2. Jenis”
informasi akuntansi
•
Full Accounting Information
•
Informasi tentang semua biaya langsung dan tak langsung yang dibebankan
pada obyek biaya tertentu
•
Penyusunan laporan keuangan, menganalisis prestasi manajer, menentukan
harga jual produk, penyusunan perencanaan jangka panjang
•
Differential Accounting Information
•
Informasi tentang taksiran pendapatan, biaya, atau aktiva yang berbeda
jika suatu tindakan tertentu dipilih
•
Tidak menyajikan informasi masa lalu karena tipe informasi ini digunakan
untuk pemilihan alternatif tindakan
•
Responsibility Accounting Information
•
Informasi tentang biaya yang menjadi wewenang dan tanggung jawab
unit-unit organisasi
•
Menganalisis prestasi manajer pada tiap SBU, digunakan untuk kegiatan
perencanaan tahunan
3. KETERKAITAN ANTARA BIAYA, VOLUME, DAN LABA
Ada sebuah mekanisme psikologis yang saling
mempengaruhi, saling berimbal balik, saling hubungan sebab akibat dari ketiga
faktor tersebut.
Biaya yang timbul / yg harus di tanggung oleh
perusahaan dalam mengolah / memproduksi sutu produk / jasa akan mempengaruhi
harga jual produk / jasa tersebut.
Biaya yang besar mengharuskan perusahaan
menetapkan harga jual produk yang tinggi untuk menutup biaya tersebut.
Harga jual produk yang tinggi akan mempengaruhi
volume penjualan.
Konsumen sangat selektif dalam memilih produk
yang dikonsumsinya sesuai dengan kemampuan keuangannya. Kalau produk pesaing
menetapkan harga yang lebih rendah dari harga jual produk kita, maka otomatis
volume penjualan kita tidak dapat mencapai target.
Besarnya volume penjualan akan mempengaruhi
volume produksi pada periode berikutnya.
Apabila perusahaan tidak dapat menjual
produknya sesuai target maka akan menimpulkan penumpukan barang, sehingga pada
periode berikutnya volume produksi akan dikurangi.
Pada gilirannya, volume produksi akan
mempengaruhi besar kecilnya biaya produksi yang harus ditanggung perusahaan.
Ketika volume produksi sedikit, maka
kemungkinan memperoleh laba juga akan kecil.
RUMUS KETERKAITAN ANTARA BIAYA, VOLUME, DAN
LABA
Laba = Pendapatan Penjualan – Biaya Variabel –
Biaya Tetap
Laba = (Harga x Jumlah Unit Terjual) – (Biaya
Variabel perunit x Jumlah Unit Terjual) – Total Biaya Tetap
Dalam menetukan harga pokok produk
ada 2 pendekatan ;
FULL COSTING
|
VARIABLE
COSTING
|
•
Dimasukkan
unsur biaya produksi karena masih berhubungan dengan pembuatan produk
berdasar tarif (budget), sehingga apabila produksi sesungguhnya berbeda
dengan budgetnya maka akan timbul kekurangan atau kelebihan pembebanan.
•
Unsur biaya terdiri
dari BBB, BTKL
dan BOP yang
sifatnya tetap maupun variable.
•
Perhitungan harga pokok
produksi dan penyajian laporan laba rugi didasarkan pendekatan “fungsi”.
Sehingga apa yang disebut sebagai biaya produksi adalah seluruh biaya
yang berhubungan dengan fungsi produksi, baik langsung maupun tidak langsung,
tetap maupun variabel.
•
Perhitungan laba rugi
menggunakan istilah laba kotor (gross profit), yaitu kelebihan penjualan atas
harga pokok penjualan.
•
Biaya periode diartikan
sebagai biaya yang tidak berhubungan dengan biaya produksi, dan biaya ini
dikeluarkan dalam rangka mempertahankan kapasitas yang diharapkan akan
dicapai perusahaan, dengan kata lain biaya periode adalah biaya operasi.
•
Biaya overhead tetap
diperhitungkan dalam harga pokok, sedangkan dalam variabel costing biaya
tersebut diperlakukan sebagai biaya periodik. Oleh karena itu saat produk
atau jasa yang bersangkutan terjual, biaya tersebut masih melekat pada
persediaan produk atau jasa.
|
•
Memperlakukan
biaya produksi tidak langsung tetap bukan sebagai unsur harga pokok produksi,
tetapi lebih tepat dimasukkan sebagai biaya periodik, yaitu dengan
membebankan seluruhnya ke periode dimana biaya tersebut dikeluarkan sehingga
dalam variabel costing tidak terdapat pembebanan lebih atau kurang.
•
Unsur biaya terdiri dari BBB, BTKL
dan BOP yang
sifatnya variabel saja&tidak
termasuk biaya overhead pabrik tetap.
•
Menggunakan pendekatan
“perilaku”, artinya perhitungan harga pokok dan penyajian dalam laba rugi
didasarkan atas perilaku biaya. Biaya produksi dibebani biaya variabel saja,
dan biaya tetap dianggap bukan biaya produksi.
•
Biaya periode adalah biaya
yang setiap periode harus tetap dikeluarkan atau dibebankan tanpa dipengaruhi
perubahan kapasitas kegiatan. Dengan kata lain biaya periode adalah biaya
tetap, baik produksi maupun operasi. Biaya tersebut
langsung diakui sebagai biaya pada saat terjadinya.
•
Menggunakan istilah marjin
kontribusi (contribution margin), yaitu kelebihan penjualan dari biaya-biaya
variabel.
|
Kelemahan
Full Costing
|
Kelemahan
Variabel Costing
|
• Alokasi biaya overhead pabrik hanya didasarkan pada jam tenaga kerja
langsung atau hanya dengan volume produksi.
• Ada diversitas produk, dimana masing-masing produk mengkonsumsi biaya
overhead yang berbeda beda.
• Mengalokasikan biaya tidak langsung dengan menggunakan tarif tunggal
atau berbasis volume. Kenyataannya banyak biaya tidak langsung yang tidak
berbasis volume, sehingga dapat mengakibatkan distorsi dalam penentuan biaya
produk.
|
• Kesulitan memisahkan biaya tetap dan variable.
• Tidak dapat diterima pihal eksternal.
|
Keunggulan
Full Costing
|
Keunggulan
Variabel Costing
|
• Dirancang hanya menyajikan informasi biaya pada tahap produksi.
|
• Alat perencanaan operasi, tersedianya data yg akurat mengenai biaya
variabel dan margin kontribusi, memungkinkan perusahaan mengambil keputusan
secara tepat.
• Penetapan harga jual, dengan mengetahui besarnya marjin kontribusi,
perusahaan dapat menentukan harga jual yang dapat manutup biaya-biaya tetap
(sewa, pajak, gaji manajemen, dll).
• Alat pengendalian manajemen.
|
5. biaya relevan
PENGAMBILAN KEPUTUSAN KHUSUS
1.
Menerima /
menolak pesanan penjualan khusus
2.
Pengurangan
/ penambahan jenis produk / departemen
3.
Membuat
sendiri / membeli bahan baku produksi
4.
Menyewakan
atau menjual fasilitas perusahaan
5.
Menjual /
memproses lebih lanjut hasil produksi
6.
Penggantian
aktiva tetap
MENERIMA / MENOLAK PESANAN PENJUALAN KHUSUS
• Jika perusahaan beroperasi pada kapasitas
penuh, maka mengerjakan pesanan khusus akan menyebabkan kenaikan biaya
produksi, baik tetap maupun variabel, sehingga biaya produksi tetap dan
variabel merupakan biaya diferensial / relevan yang harus diperhatikan.
• Jika perusahaan beroperasi belum mencapai
kapasitas maksimal, maka mengerjakan pesanan khusus akan menyebabkan kenaikan
biaya produksi variabel, sehingga biaya produksi variabel merupakan biaya
diferensial / relevan yang harus diperhatikan.
• Jika pengerjaan pesanan khusus ini akan
menaikkan biaya usaha yg lain (biaya adiministasi, biaya pemasaran), maka biaya
ini juga merupakan biaya diferensial / relevan yang harus diperhatikan.
6. Sistem perencanaan pengendalian
terdapat 4 pusat pertangung jawaban :
1. Pusat Biaya
Pusat pertanggungjawaban
yang bertanggungjawab hanya pada biaya dan tidak bertanggungjawab atas
pendapatan yang dihasilkan. Digolongkan
menjadi 2 :
• Pusat biaya teknis (enjiner) adalah biaya yang mempunyai hubungan fisik optimal (erat dan nyata)
dengan outputnya. Contoh : pada
departemen produksi
• Pusat biaya kebijakan (diskresionari) yaitu biaya yang tidak mempunyai hubungan fisik secara optimal dengan
outputnya sehingga sulit diukur secara kuantitatif. Contoh : pada departemen administrasi dan umum
2. Pusat Pendapatan
Pusat pertanggungjawaban
yang bertanggungjawab pada pendapatan yang dihasilkannya. Contoh : Departemen Pemasaran, kinerjanya
diukur berdasarkan pendapatan yang dihasilkannya dari penjualan produk atau
jasa.
3. Pusat Laba
Merupakan pusat
pertanggungjawaban yangmana input dan outputnya diukur dengan menghitung
selisih antara pendapatan dengan biaya.
Pusat laba umumnya terdapat
pada organisasi yang dibagi-bagi berdasarkan divisi-divisi penghasilan laba.
Biasanya ditetapkan pada perusahaan yang memproduksi lebih dari satu macam
produk atau jasa. Masing-masing divisi merupakan pusat laba.
4. Pusat Investasi
Merupakan pusat
pertanggungjawaban yang mana
prestasi manajernya dinilai berdasarkan laba yang dihasilkan dikaitkan dengan
investasi yang ditanamkan pada pusat pertanggungjawaban yang dipimpinnya.
7. Kualitas dan produktivitas :
Kualitas : Produk atau
jasa yang berkualitas adalah yang memenuhi atau melebihi harapan pelanggan.
Kinerja
(Performance) Konsistensi dan seberapa baik fungsi sebuah
produk
Estetika
(Aesthetics) Berhubungan dengan penampilan wujud produk
(misal gaya dan keindahan)
Kemudahan
perawatan dan perbaikan (Serviceability) Berkaitan
dengan tingkat kemudahan merawat dan memperbaiki produk
Fitur
(Features) Karakteristik produk yang berbeda dari produk
sejenis yang fungsinya sama (misal mobil)
Keandalan
(Reliability) Kemungkinan produk
atau jasa menjalankan fungsi seperti yang dimaksudkan dalam jangka waktu
tertentu.
Tahan Lama
(Durability) Jangka waktu produk dapat berfungsi
Kualitas
Kesesuaian (Quality of conformance) Ukuran
mengenai apakah sebuah produk telah memenuhi spesifikasinya atau tidak
Kecocokan Penggunaan (Fitness for use) Kecocokan sebuah produk menjalankan fungsi
sebagaimana yang diiklankan
Produktivitas : Produktivitas mengacu pada hubungan antara output dan input
yang digunakan untuk memproduksi output. Peningkatan produktivitas
secara teknis dapat dicapai dengan memproduksi output lebih banyak
dengan menggunakan jumlah input yang sama.
8. Balanced
Scorecard
Sistem manajemen strategis yang mendefinisikan
sisten akuntansi pertanggungjawaban misi dan strategi organisasi dalam tujuan operassional
dan ukuran kinerja. Balanced scorecard menerjemahkan misi dan strategi organisasi dalam
tujuan operasional dan ukuran kinerja dalam empat perspektif
- Perspertif keuangan
- Perspektif pelanggan
- Perspektif proses inrernal
- Perspektif learning and growth
9. Penetapan harga Transfer
•
Harga
Pasar
•
Harga yang
ditetapkan sesuai dengan harga pasar
•
Produk
yang di jual oleh divisi penjual dibeli
oleh divisi pembeli dengan harga yang sama jika dijual ke pihak eksternal
perusahaan
•
Harga
transfer berdasarkan biaya
•
Penentuan
harga ditetapkan berdasarkan biaya-biaya produksi yang ditanggung oleh divisi
penjual
•
Tidak
memungkinkan adanya laba
•
Harga
transfer yang dinegosiasikan
•
Divisi
penjual dan divisi pembeli menegosiasikan harga produk untuk dijual secara
internal
10.
PERKEMBANGAN TEORI MANAJEMEN
PERSEDIAAN
•
Teori
tradisional
Mengelola
tingkat persediaan untuk memperoleh keunggulan kompetitif.
Memaksimalkan laba mensyaratkan
perlunya meminimalkan biaya yang berkaitan dengan persediaan
•
Teori EOQ
Suatu
jumlah pembelian untuk memenuhi kebutuhan bahan dalam satu periode yang
mempunyai biaya persediaan paling rendah atau jumlah pembelian yang paling
ekonomis untuk dilaksanakan setiap kali pembelian.
•
Teori MRP
MRP merupakan metode perencanaan dan penjadwalan pesanan dan inventory
untuk memperoleh material yang tepat dari sumber yang tepat, untuk penempatan
yang tepat, dan pada waktu yang tepat.
•
Teori MRP
II
MRP
berevolusi menjadi MRP II (Manufacturing Resources Planning, yang melingkupi
faktor tambahan seperti perencanaan jangka panjang, master schedulling, rough
cut capacity planning dan shoop floor control. MRP I telah memasukan unsur
pengawasan dan pelaporan. Setelah MRP I perusahaan menyadari bahwa banyak hal
yang harus dipadukan antara lain keuangan, peramalan, sales order, analisa
penjualan, distribusi, quality control serta sistem pelaporan dan pengawasan
lebih lanjut.
MRP
II - Berdasarkan MRP - Metode terkomputerisasi untuk perencanaan simultan
terhadap semua sumber daya dalam sebuah perusahaan, meliputi financials,
manufacturing dan manajemen distribusi.
•
Teori ERP
Sistem ERP secara modular biasanya menangani proses manufaktur,
logistik, distribusi, persediaan (inventory), pengapalan, invoice dan akuntasi
perusahaan. Ini berarti bahwa sistem ini nanti akan membantu mengontrol
aktivitas bisnis seperti penjualan, pengiriman, produksi, manajemen persediaan,
manajemen kualitas dan sumber daya manusia.
•
JIT
Persediaan diperoleh
dan dimasukkan dalam produksi tepat pada saat dibutuhkan. Tidak ada persediaan
mengendap digudang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar