Rabu, 09 Januari 2013

akun - manaj simulasi


1.    Ruang Lingkup akuntansi dan Akuntansi manajemen
Faktor-faktor
Akt. Keuangan
Akt. Manajemen
Pemakai Informasi
Pihak eksternal perusahaan
Pihal internal perusahaan
Dasar penyusunan Informasi
Prinsip akuntansi yang diterima secara umum
Tidak terikat oleh prinsip akuntansi
Fokus Informasi
Perusahaan secara keseluruhan
Bagian-bagian didalam perusahaan
Orientasi Informasi
Data masa lalu
Data masa lalu dan yang akan datang
Tipe Informasi
Informasi moneter
Informasi moneter dan non moneter
Ketepatan Informasi
Data yang disajikan lebih tepat
Lebih ditekankan pada ketepatan waktu

2.    Jenis” informasi akuntansi
         Full Accounting Information
         Informasi tentang semua biaya langsung dan tak langsung yang dibebankan pada obyek biaya tertentu
         Penyusunan laporan keuangan, menganalisis prestasi manajer, menentukan harga jual produk, penyusunan perencanaan jangka panjang
         Differential Accounting Information
         Informasi tentang taksiran pendapatan, biaya, atau aktiva yang berbeda jika suatu tindakan tertentu dipilih
         Tidak menyajikan informasi masa lalu karena tipe informasi ini digunakan untuk pemilihan alternatif tindakan
         Responsibility Accounting Information
         Informasi tentang biaya yang menjadi wewenang dan tanggung jawab unit-unit organisasi
         Menganalisis prestasi manajer pada tiap SBU, digunakan untuk kegiatan perencanaan tahunan


3.     KETERKAITAN ANTARA BIAYA, VOLUME, DAN LABA
Ada sebuah mekanisme psikologis yang saling mempengaruhi, saling berimbal balik, saling hubungan sebab akibat dari ketiga faktor tersebut.
Biaya yang timbul / yg harus di tanggung oleh perusahaan dalam mengolah / memproduksi sutu produk / jasa akan mempengaruhi harga jual produk / jasa tersebut.
Biaya yang besar mengharuskan perusahaan menetapkan harga jual produk yang tinggi untuk menutup biaya tersebut.
Harga jual produk yang tinggi akan mempengaruhi volume penjualan.
Konsumen sangat selektif dalam memilih produk yang dikonsumsinya sesuai dengan kemampuan keuangannya. Kalau produk pesaing menetapkan harga yang lebih rendah dari harga jual produk kita, maka otomatis volume penjualan kita tidak dapat mencapai target.
Besarnya volume penjualan akan mempengaruhi volume produksi pada periode berikutnya.
Apabila perusahaan tidak dapat menjual produknya sesuai target maka akan menimpulkan penumpukan barang, sehingga pada periode berikutnya volume produksi akan dikurangi.
Pada gilirannya, volume produksi akan mempengaruhi besar kecilnya biaya produksi yang harus ditanggung perusahaan.
Ketika volume produksi sedikit, maka kemungkinan memperoleh laba juga akan kecil.
RUMUS KETERKAITAN ANTARA BIAYA, VOLUME, DAN LABA
Laba = Pendapatan Penjualan – Biaya Variabel – Biaya Tetap
Laba = (Harga x Jumlah Unit Terjual) – (Biaya Variabel perunit x Jumlah Unit Terjual) – Total Biaya Tetap

Dalam menetukan harga pokok produk ada 2 pendekatan ;
FULL COSTING
VARIABLE COSTING
  Dimasukkan unsur biaya produksi karena masih berhubungan dengan pembuatan produk berdasar tarif (budget), sehingga apabila produksi sesungguhnya berbeda dengan budgetnya maka akan timbul kekurangan atau kelebihan pembebanan.
  Unsur biaya terdiri dari BBB, BTKL dan BOP yang sifatnya tetap maupun variable.
  Perhitungan harga pokok produksi dan penyajian laporan laba rugi didasarkan pendekatan “fungsi”. Sehingga apa yang disebut sebagai biaya produksi  adalah seluruh biaya yang berhubungan dengan fungsi produksi, baik langsung maupun tidak langsung, tetap maupun variabel.
  Perhitungan laba rugi menggunakan istilah laba kotor (gross profit), yaitu kelebihan penjualan atas harga pokok penjualan.
  Biaya periode diartikan sebagai biaya yang tidak berhubungan dengan biaya produksi, dan biaya ini dikeluarkan dalam rangka mempertahankan kapasitas yang diharapkan akan dicapai perusahaan, dengan kata lain biaya periode adalah biaya operasi.
  Biaya overhead tetap diperhitungkan dalam harga pokok, sedangkan dalam variabel costing biaya tersebut diperlakukan sebagai biaya periodik. Oleh karena itu saat produk atau jasa yang bersangkutan terjual, biaya tersebut masih melekat pada persediaan produk atau jasa.
  Memperlakukan biaya produksi tidak langsung tetap bukan sebagai unsur harga pokok produksi, tetapi lebih tepat dimasukkan sebagai biaya periodik, yaitu dengan membebankan seluruhnya ke periode dimana biaya tersebut dikeluarkan sehingga dalam variabel costing tidak terdapat pembebanan lebih atau kurang.
  Unsur biaya terdiri dari BBB, BTKL dan BOP yang sifatnya variabel saja&tidak termasuk biaya overhead pabrik tetap.
  Menggunakan pendekatan “perilaku”, artinya perhitungan harga pokok dan penyajian dalam laba rugi didasarkan atas perilaku biaya. Biaya produksi dibebani biaya variabel saja, dan biaya tetap dianggap bukan biaya produksi.
  Biaya periode adalah biaya yang setiap periode harus tetap dikeluarkan atau dibebankan tanpa dipengaruhi perubahan kapasitas kegiatan. Dengan kata lain biaya periode adalah biaya tetap, baik produksi maupun operasi. Biaya tersebut langsung diakui sebagai biaya pada saat terjadinya.
  Menggunakan istilah marjin kontribusi (contribution margin), yaitu kelebihan penjualan dari biaya-biaya variabel.
Kelemahan Full Costing
Kelemahan Variabel Costing
  Alokasi biaya overhead pabrik hanya didasarkan pada jam tenaga kerja langsung atau hanya dengan volume produksi.
  Ada diversitas produk, dimana masing-masing produk mengkonsumsi biaya overhead yang berbeda beda.
  Mengalokasikan biaya tidak langsung dengan menggunakan tarif tunggal atau berbasis volume. Kenyataannya banyak biaya tidak langsung yang tidak berbasis volume, sehingga dapat mengakibatkan distorsi dalam penentuan biaya produk.
  Kesulitan memisahkan biaya tetap dan variable.
  Tidak dapat diterima pihal eksternal.

Keunggulan Full Costing
Keunggulan Variabel Costing
  Dirancang hanya menyajikan informasi biaya pada tahap produksi.

  Alat perencanaan operasi, tersedianya data yg akurat mengenai biaya variabel dan margin kontribusi, memungkinkan perusahaan mengambil keputusan secara tepat.
  Penetapan harga jual, dengan mengetahui besarnya marjin kontribusi, perusahaan dapat menentukan harga jual yang dapat manutup biaya-biaya tetap (sewa, pajak, gaji manajemen, dll).
  Alat pengendalian manajemen.


5. biaya relevan
PENGAMBILAN KEPUTUSAN KHUSUS
1.       Menerima / menolak pesanan penjualan khusus
2.       Pengurangan / penambahan jenis produk / departemen
3.       Membuat sendiri / membeli bahan baku produksi
4.       Menyewakan atau menjual fasilitas perusahaan
5.       Menjual / memproses lebih lanjut hasil produksi
6.       Penggantian aktiva tetap
MENERIMA / MENOLAK PESANAN PENJUALAN KHUSUS
       Jika perusahaan beroperasi pada kapasitas penuh, maka mengerjakan pesanan khusus akan menyebabkan kenaikan biaya produksi, baik tetap maupun variabel, sehingga biaya produksi tetap dan variabel merupakan biaya diferensial / relevan yang harus diperhatikan.
       Jika perusahaan beroperasi belum mencapai kapasitas maksimal, maka mengerjakan pesanan khusus akan menyebabkan kenaikan biaya produksi variabel, sehingga biaya produksi variabel merupakan biaya diferensial / relevan yang harus diperhatikan.
       Jika pengerjaan pesanan khusus ini akan menaikkan biaya usaha yg lain (biaya adiministasi, biaya pemasaran), maka biaya ini juga merupakan biaya diferensial / relevan yang harus diperhatikan.


6. Sistem perencanaan pengendalian terdapat 4 pusat pertangung jawaban :
1.    Pusat Biaya
Pusat pertanggungjawaban yang bertanggungjawab hanya pada biaya dan tidak bertanggungjawab atas pendapatan yang dihasilkan. Digolongkan menjadi 2 :
  Pusat biaya teknis (enjiner) adalah biaya yang mempunyai hubungan fisik optimal (erat dan nyata) dengan outputnya. Contoh : pada departemen produksi
  Pusat biaya kebijakan (diskresionari) yaitu biaya yang tidak mempunyai hubungan fisik secara optimal dengan outputnya sehingga sulit diukur secara kuantitatif. Contoh : pada departemen administrasi dan umum
2.    Pusat Pendapatan
Pusat pertanggungjawaban yang bertanggungjawab pada pendapatan yang dihasilkannya. Contoh : Departemen Pemasaran, kinerjanya diukur berdasarkan pendapatan yang dihasilkannya dari penjualan produk atau jasa.
3.    Pusat Laba
Merupakan pusat pertanggungjawaban yangmana input dan outputnya diukur dengan menghitung selisih antara pendapatan dengan biaya.
Pusat laba umumnya terdapat pada organisasi yang dibagi-bagi berdasarkan divisi-divisi penghasilan laba. Biasanya ditetapkan pada perusahaan yang memproduksi lebih dari satu macam produk atau jasa. Masing-masing divisi merupakan pusat laba.
4.    Pusat Investasi
Merupakan pusat pertanggungjawaban yang mana prestasi manajernya dinilai berdasarkan laba yang dihasilkan dikaitkan dengan investasi yang ditanamkan pada pusat pertanggungjawaban yang dipimpinnya.

7. Kualitas dan produktivitas :
Kualitas : Produk atau jasa yang berkualitas adalah yang memenuhi atau melebihi harapan pelanggan.
*      Kinerja (Performance)  Konsistensi dan seberapa baik fungsi sebuah produk
*      Estetika (Aesthetics)  Berhubungan dengan penampilan wujud produk (misal gaya dan keindahan)
*      Kemudahan perawatan dan perbaikan (Serviceability)  Berkaitan dengan tingkat kemudahan merawat dan memperbaiki produk
*      Fitur (Features)  Karakteristik produk yang berbeda dari produk sejenis yang fungsinya sama (misal mobil)
*      Keandalan (Reliability) Kemungkinan produk atau jasa menjalankan fungsi seperti yang dimaksudkan dalam jangka waktu tertentu.
*      Tahan Lama (Durability)  Jangka waktu produk dapat berfungsi
*      Kualitas Kesesuaian (Quality of conformance)  Ukuran mengenai apakah sebuah produk telah memenuhi spesifikasinya atau tidak
*       Kecocokan Penggunaan (Fitness for use) Kecocokan sebuah produk menjalankan fungsi sebagaimana yang diiklankan

Produktivitas : Produktivitas mengacu pada hubungan antara output dan input yang digunakan untuk memproduksi output. Peningkatan produktivitas secara teknis dapat dicapai dengan memproduksi output lebih banyak dengan menggunakan jumlah input yang sama.

8. Balanced Scorecard
Sistem manajemen strategis yang mendefinisikan sisten akuntansi pertanggungjawaban misi dan strategi organisasi dalam tujuan operassional dan ukuran kinerja. Balanced scorecard menerjemahkan misi dan strategi organisasi dalam tujuan operasional dan ukuran kinerja dalam empat perspektif
  1. Perspertif keuangan
  2. Perspektif pelanggan
  3. Perspektif proses inrernal
  4. Perspektif learning and growth

9. Penetapan harga Transfer
                 Harga Pasar
                 Harga yang ditetapkan sesuai dengan harga pasar
                 Produk yang di jual oleh divisi penjual  dibeli oleh divisi pembeli dengan harga yang sama jika dijual ke pihak eksternal perusahaan
                 Harga transfer berdasarkan biaya
                 Penentuan harga ditetapkan berdasarkan biaya-biaya produksi yang ditanggung oleh divisi penjual
                 Tidak memungkinkan adanya laba
                 Harga transfer yang dinegosiasikan
                 Divisi penjual dan divisi pembeli menegosiasikan harga produk untuk dijual secara internal

10. PERKEMBANGAN TEORI MANAJEMEN PERSEDIAAN
          Teori tradisional  
Mengelola tingkat persediaan untuk memperoleh keunggulan kompetitif. Memaksimalkan laba mensyaratkan perlunya meminimalkan biaya yang berkaitan dengan persediaan
          Teori EOQ
Suatu jumlah pembelian untuk memenuhi kebutuhan bahan dalam satu periode yang mempunyai biaya persediaan paling rendah atau jumlah pembelian yang paling ekonomis untuk dilaksanakan setiap kali pembelian.
          Teori MRP
MRP merupakan metode perencanaan dan penjadwalan pesanan dan inventory untuk memperoleh material yang tepat dari sumber yang tepat, untuk penempatan yang tepat, dan pada waktu yang tepat.
          Teori MRP II
MRP berevolusi menjadi MRP II (Manufacturing Resources Planning, yang melingkupi faktor tambahan seperti perencanaan jangka panjang, master schedulling, rough cut capacity planning dan shoop floor control. MRP I telah memasukan unsur pengawasan dan pelaporan. Setelah MRP I perusahaan menyadari bahwa banyak hal yang harus dipadukan antara lain keuangan, peramalan, sales order, analisa penjualan, distribusi, quality control serta sistem pelaporan dan pengawasan lebih lanjut.
MRP II - Berdasarkan MRP - Metode terkomputerisasi untuk perencanaan simultan terhadap semua sumber daya dalam sebuah perusahaan, meliputi financials, manufacturing dan manajemen distribusi.

          Teori ERP
Sistem ERP secara modular biasanya menangani proses manufaktur, logistik, distribusi, persediaan (inventory), pengapalan, invoice dan akuntasi perusahaan. Ini berarti bahwa sistem ini nanti akan membantu mengontrol aktivitas bisnis seperti penjualan, pengiriman, produksi, manajemen persediaan, manajemen kualitas dan sumber daya manusia.
          JIT
Persediaan diperoleh dan dimasukkan dalam produksi tepat pada saat dibutuhkan. Tidak ada persediaan mengendap digudang





Tidak ada komentar:

Posting Komentar