BAB V
JOINT VENTURE
Venture dapat diterapkan kepada pengiriman barang-barang keluar negeri dan penjualan barang-barang tertentu, seperti logam-logam bekas, penjualan tanah, pembelian dan penjualan surat-surat berharga atau perusahaan pengeboran minyak dan lain-lain.
Bentuk venture ada 2 macam yaitu :
1. Single venture, yaitu pengusahaan suatu proyek tertentu yang dilakukan oleh satu unit tertentu. Dalam hal ini cukup dibentuk suatu rekening tersendiri yang disebutnya “Venture Account” dengan mendebit bila terjadi biaya dan mengkredit bila diperoleh pendapatan atau keuntungan. Saldo debit dan kredit pada akhir periode dipindahkan ke rekening modal. (Di Indonesia menurut istilah tata buku dikenal dengan rekening “Exploitasi”).
2. Joint venture, yaitu kerjasama diantara dua orang / badan usaha atau lebih untuk mengusahakan usaha tertentu. Dalan joint venture ini waktunya terbatas, masing-masing pihak dapat menyerahkan barang atau uang sebagai kontribusi terhadap usaha bersama ini. Keuntungan atau kerugian dibagi sama. Sebelum pembagian keuntungan biasanya diperhitungkan terlebih dahulu bunga modal, komisi, bonus dan lain-lain untuk pihak-pihak yang berjasa. Salah satu pihak yang bekerja sama itu biasanya ditunjuk sebagai pimpinan usaha kerjasama/joint venture yang disebutnya juga sebagai “managing partner”. Untuk managing partner ini biasanya diberikan balas jasa tertentu untuk aktivitas dan kemampuan kerjanya. Managing partner mempunyai kewajiban untuk menyelenggarakan pembukuan dan menyajikan laporan-laporan keuangan yang berhubungan dengan aktivitas joint venture.
Akuntansi joint venture, pada prinsipnya ada dua metode :
1. Buku-buku diselenggarakan terpisah dari pembukuan masing-masing anggota.
2. Tidak diselenggarakan terpisah dari pembukuan masing-masing anggota.
1. Buku-buku diselenggarakan terpisah dari pembukuan masing-masing anggota.
Apabila aktivitas joint venture diselenggarakan pembukuan secara terpisah dari pembukuan masing-masing anggota, maka joint venture dianggap sebagai suatu unit usaha terpisah dari pemiliknya. Oleh karena bentuk usaha bersama di dalam joint venture mempunyai karakteristik yang sama dengan persekutuan, maka pembukuan yang diselenggarakan juga sama dengan pembukuan di dalam persekutuan.
Rekening-rekening pembukuan di dalam joint venture meliputi rekening aktiva, hutang, pendapatan, biaya-biaya, dan modal yang diselenggarakan untuk tiap-tiap anggota.
Contoh 1
Tuan A, B dan C bersepakat mengadakan suatu kerjasama dalam suatu usaha (joint venture) penjualan buku novel selama masa liburan panas, dengan ketentuan sebagai berikut :
Tuan A dan C menyerahkan barang dagang sebagai penyertaan seharga Rp 3.000 dan Rp 4.500 dan Tuan B menyerahkan uang tunai sebesar Rp 2.500
Tuan C ditunjuk sebagai pemimpin (managing partner) dan tuan C diberi komisi 10% dari penjualan, bunga modal diberikan kepada masing-masing anggota sebesar 8% dari laba usaha dan selebihnya dibagi sama. Joint venture dimulai pada 1 Oktober dan berakhir 31 Desember, pembukuan untuk joint venture dan pembukuan yang diselenggarakan oleh masing-masing anggota adalah :
Pembukuan Joint Venture Diselenggarakan Secara Terpisah
Transaksi | Buku Joint Venture | Buku Tuan A | Buku Tuan B | Buku Tuan C |
1 Oktober Investasi Tuan A & C | Pers brg dagang 7.500 Modal A 3.000 Modal C 4.500 | Invest pd J.V 3.000 Brg2 unt J.V 3.000 | | Invest pd J.V 4.500 Barang2 unt J.V 4.500 |
Invest Tuan B | Kas 2.500 Modal B 2.500 | | Inv pd J.V 2.500 Kas 2.500 | |
Oktober - Desember Ditarik sebuah promes 1.000 dg bunga 6% jangka waktu 60 hari | Kas 990 Biaya bunga 10 Wesel bayar 1.000 | | | |
Penjualan kredit brg dagangan Rp 16.000 | Piutang dagang 16.000 Penjualan 16.000 | | | |
Penerimaan piutang 15.900 | Kas 15.900 Piutang dagang 15.900 | | | |
Penghapusan piutang dagang 100 | Pengh. Piutang 100 Piutang dagang 100 | | | |
Pembayaran macam-macam biaya 4.400 | Macam2 biaya 4.400 Kas 4.400 | | | |
Pembayaran wesel bayar 1.000 | Wesel bayar 1.000 Kas 1.000 | | | |
31 Desember Penentuan laba bersih, saldo pendapatan & biaya ditutup ke rekening laba rugi Pembagian L/R 3.990 Komisi 1.600 Bunga mdl 60 50 200 Sisa dibagi 730 730 730 Sama Jumlah 790 780 2.420 | Penjualan 16.000 Laba rugi 16.000 Laba rugi 12.010 HPP 7.500 Macam biaya 4.400 Pengh. Piutang 100 Biaya bunga 10 Laba rugi 3.990 Modal A 790 Modal B 780 Modal C 2.420 | Invs pd JV 790 Laba JV 790 | Invs pd JV 780 Laba JV 780 | Invs pd JV 2.420 Laba JV 2.420 |
Penyelesaian oleh C : Pembelian tunai : Kepada A 3.790 Kepada B 3.280 Kepada C 6.920 Jumlah 13.990 | Modal A 3.790 Modal B 3.280 Modal C 6.920 Kas 13.990 | Kas 3.790 Inv pd JV 3.790 | Kas 3.280 Inv pd JV 3.280 | Kas 6.920 Inv pd JV 6.920 |
Penjelasan :
Bunga wesel yang ditarik dengan bunga 6% setahun untuk jangka waktu 60 hari
x 6% x Rp 1.000 = Rp 10
Bunga modal untuk masing-masing anggota dihitung sebagai berikut :
(jangka waktu joint venture adalah tanggal 1 Oktober s/d 31 Desember = 3 bulan)
A = 8% x x Rp 3.000 = Rp 60
B = 8% x x Rp 2.500 = Rp 50
C = 8% x x Rp 4.500 = Rp 90
Contoh 2
Apabila usaha bersama antara Tuan A, B dan C seperti contoh di atas, pembukuannya diselenggarakan dengan tidak menggunakan buku-buku secara terpisah dan setiap anggota mencatat semua transaksi-transaksi pada bukunya masing-masing adalah sebagai berikut
Pembukuan Joint Venture Tidak Diselenggarakan Secara Terpisah
Transaksi | Buku Tuan A | Buku Tuan B | Buku Tuan C (Managing Partner) |
1 Oktober Investasi Tuan A & C | Joint venture 7.500 Brg2 unt J.V 3.000 Tuan C 4.500 | Joint venture 7.500 Tuan A 3.000 Tuan C 4.500 | Joint venture 7.500 Tuan A 3.000 Barang untuk J.V 4.500 |
Invest Tuan B | Tuan C 2.500 Tuan B 2.500 | Tuan C 2.500 Kas 2.500 | Kas joint venture 2.500 Tuan B 2.500 |
Oktober - Desember Ditarik sebuah promes 1.000 dg bunga 6% jangka waktu 60 hari | Joint venture 10 Tuan C 10 | Joint venture 10 Tuan C 10 | Kas joint venture 990 Joint venture 10 Wesel bayar J.V 1.000 |
Penjualan kredit brg dagangan Rp 16.000 | Tuan C 16.000 Joint venture 16.000 | Tuan C 16.000 Joint venture 16.000 | Piutang JV 16.000 Joint venture 16.000 |
Penerimaan piutang 15.900 | | | Kas JV 15.900 Piutang JV 15.900 |
Penghapusan piutang dagang 100 | Joint venture 100 Tuan C 100 | Joint venture 100 Tuan C 100 | Joint venture 100 Piutang JV 100 |
Pembayaran macam-macam biaya 4.400 | Joint venture 4.400 Tuan C 4.400 | Joint venture 4.400 Tuan C 4.400 | Joint venture 4.400 Kas J.V 4.400 |
Pembayaran wesel bayar 1.000 | | | Wesel bayar joint venture 1.000 Kas joint venture 1.000 |
Pembagian laba bersih sebesar Rp 3.990 adalah sebagai berikut : Komisi C 1.600 Bunga modal 60 50 90 Sisa dbagi sama 730 730 730 Jumlah 790 780 2.420 | Joint venture 3.990 Laba J.V 790 Tuan B 780 Tuan C 2.420 | Joint venture 3.990 Laba J.V 780 Tuan A 790 Tuan C 2.420 | Joint venture 3.990 Laba J.V 2.420 Tuan A 790 Tuan B 780 |
Penyelesaian oleh C : Pembayaran untuk Tuan A 3.790 Tuan B 3.280 Tuan C sendiri 6.920 Jumlah 13.990 | Kas 3.790 Tuan B 3.280 Tuan C 7.070 | Kas 3.280 Tuan A 3.790 Tuan C 7.070 | Kas 6.920 Tuan A 3.790 Tuan B 3.280 Kas Joint Venture 13.990 |
Kerjasama yang belum selesai (Uncompleted ventures), apabila pembukuan Joint Venture tidak diselenggarakan secara terpisah.
Apabila sampai dengan akhir periode akuntansi, suatu persetujuan joint venture belum bisa diakhiri, untuk keperluan penutupan buku-buku masing-masing partner, maka perlu adanya perhitungan laba rugi joint venture.
Contoh : 3
Misalnya joint venture antara Tuan A, B dan C di muka, pada tanggal 31 Desember dinyatakan belum selesai, sebab masih ada barang-barang yang belum terjual seharga Rp 1.200,- dan masih dipegang oleh Tuan C sebagai Managing Partner.
Dalam keadaan seperti ini masing-masing partner memerlukan adjusment dalam menghitung adanya laba rugi joint venture. Apabila diperhitungkan ternyata keuntungannya menjadi sebesar Rp 5.190,- (kelebihan pendapatan di atas ongkos-ongkos sampai dengan tanggal 31 Desember sebesar Rp 3.990 ditambah persediaan barang yang belum terjual sebesar Rp 1.200,-). Dengan demikian, perhitungan pembagian laba dan adjusment pada pembukuan masing-masing partner pada tanggal 31 Desember akan tertera sebagai berikut :
Buku-buku Tuan A :
Joint venture Rp 5.190
Laba joint venture Rp 1.190
Tuan B Rp 1.180
Tuan C Rp 2.820
Buku-buku Tuan B :
Joint venture Rp 5.190
Laba joint venture Rp 1.180
Tuan A Rp 1.190
Tuan C Rp 2.820
Buku-buku Tuan C : (Managing Partner)
Joint venture Rp 5.190
Laba joint venture Rp 2.820
Tuan A Rp 1.190
Tuan B Rp 1.180
Soal :
Tuan B, C dan D mengadakan kerjasama dalam usaha (joint venture) dalam penjualan voucher HP selama menjelang Lebaran Idul Fitri. Adapun transaksi yang terjadi adalah :
1 September 2007 | Tuan B, C dan D menyerahkan modal masing-masing Rp 5.000.000,- Rp 4.500.000,- dan Rp 6.500.000,- berupa uang tunai. |
2 September 2007 | Pembelian voucher sebagai persediaan senilai Rp 15.000.000,- secara tunai. |
3 – 10 September | Terjadi penjualan secara tunai senilai Rp 7.500.000,- |
11 – 18 September | Terjadi penjualan secara tunai senilai Rp 10.500.000,- |
18 September | Pembelian voucher sebagai persediaan senilai Rp 15.000.000,- |
19 – 30 September | Terjadi penjualan secara tunai senilai Rp 19.000.000,- |
30 September | Biaya yang terjadi selama sebulan untuk operasional sebesar Rp 1.200.000 |
Sebagai managing partner adalah Tuan B dengan mendapatkan komisi 5% dari penjualan, sedangkan bunga modal sebesar 5% per bulan, kelebihan laba dibagi sama kepada sesama partner.
Diminta :
Buatlah pembukuan joint venture dengan pembukuan secara terpisah dan pada tanggal 30 september tersebut persediaan voucher sudah habis (terjual semua).
Jawaban:
Pembukuan Joint Venture Diselenggarakan Secara Terpisah
Transaksi | Buku Joint Venture | Buku Tuan B | Buku Tuan C | Buku Tuan D |
1 september 2007 Investasi Tuan A,B & C | Kas 16.000.000 Modal B 5.000.000 Modal C 4.500.000 Modal D 6.500.000 | Invest pd J.V 5.000.000 Kas 5.000.000 | Invest pd J.V 4.500.000 Kas 4.500.000 | Invest pd J.V 6.500.000 Kas 6.500.000 |
2 sept 2007 Pembelian voucher sbg persediaan senilai 15.000.000 scr tunai | Pers brng dg 15.000.000 Kas 15.000.000 | | | |
3-10 september Terjadi penjualan secara tunai | Kas 7.500.000 Penjualan 7.500.000 | | | |
11-18 september Terjadi penjualan secara tunai | Kas 10.500.000 Penjualan 10.500.000 | | | |
18 september Pembelian voucher | Pers brng dg 15.000.000 kas 15.000.000 | | | |
19-30 september Terjado penjualan scr tunai | Kas 19.000.000 Penjualan 19.000.000 | | | |
30 september | Macam2 biaya 1.200.000 Kas 1.200.000 | | | |
31 Desember Penentuan laba bersih, saldo pendapatan & biaya ditutup ke rekening laba rugi Pembagian L/R 5.800.000 Komisi B C D 1.850.000 Bunga mdl 250.000 225.000 325.000 Sisa dibagi 1.050.000 1.050rb 1.050rb Sama Jumlah 3.150.000 1.275.000 1.375.000 | Penjualan 7.500.000 10.500.000 19.000.000 Laba rugi 37.000.000 Laba rugi 31.200.000 HPP 30.000.000 Macam biaya 1.200.000 Laba rugi 5.800.000 Modal B 3.150.000 Modal C 1.275.000 Modal D 1.375.000 | Invs pd JV 3.150.000 Laba JV 3.150.000 | Invs pd JV 1.275.000 Laba JV 1.275.000 | Invs pd JV 1.375.000 Laba JV 1.375.000 |
Penyelesaian oleh B : Pembelian tunai : Kepada B 8.150.000 Kepada C 5.775.000 Kepada D 7.875.000 Jumlah 21.800.000 | Modal B 8.150.000 Modal B 5.775.000 Modal C 7.875.000 Kas 21.800.000 | Kas 8.150.000 Inv pd JV 8.150.000 | Kas 5.775.000 Inv pd JV 5.775.000 | Kas 7.875.000 Inv pd JV 7.875.000 |
Komisi: 5% x 37.000.000 = 1.850.000
Bunga modal untuk masing-masing anggota dapat dihitung seperti :
Tuan B = 5% x 1 x 5.000.000 = 250.000
Tuan C = 5% x 1 x 4.500.000 = 225.000
Tuan D = 5%x 1 x 6.500.000 = 325.000
800.000
Pembagian laba :
5.800.000 -1.850.000-250.000-225.000-325.000 = 3.150.000 : 3 = 1.050.000
Penyelesaian oleh B:
Untuk tuan B : 5.000.00 + 3.150.000 = 8.150.000
Untuk tuan C : 4.500.000 + 1.275.000 = 5.775.000
Untuk tuan D : 6.500.000 + 1.375.000 = 7.875.000
21.800.000
BAB VI
PENJUALAN ANGSURAN
Penjualan angsuran adalah penjualan yang dilakukan dengan perjanjian di mana pembayarannya dilaksanakan secara bertahap, yaitu :
- Pada saat barang-barang diserahkan kepada pembeli, penjual menerima pembayaran pertama sebagian dari harga penjualan (down payment)
- Sisanya dibayar dalam beberapa kali angsuran
Bentuk perjanjian (kontrak) penjualan angsuran sebagai berikut
- Perjanjian penjualan bersyarat, di mana barang-barang telah diserahkan, tetapi hak atas barang-barang masih berada di tangan penjual sampai seluruhnya pembayaran sudah lunas.
- pada saat perjanjian ditanda tangani dan pembayaran pertama telah dilakukan, hak milik dapat diserahkan kepada pembeli, tetapi dengan menggadaikan atau menghipotikkan untuk bagian harga penjualan yang belum dibayar kepada si penjual.
- Hak milik atas barang-barang untuk sementara diserahkan kepada suatu badan “Trust” sampai pembayaran harga penjualan dilunasi. Setelah pembayaran lunas oleh pembeli, baru trustee menyerahkan hak atas barang-barang itu kepada pembeli.
- Beli sewa (lease purchase), di mana pembayaran angsuran dianggap sewa sampai harga dalam kontrak telah dibayar lunas, baru sesudah itu hak milik berpindah kepada pembeli.
Untuk mengurangi atau menghindarkan kemungkinan kerugian yang terjadi dalam pemilikan kembali, maka faktor-faktor yang harus diperhatikan oleh penjual adalah :
- Besarnya pembayaran pertama (DP) harus cukup untuk menutup semua kemungkinan terjadinya penurunan harga barang tersebut dari semula barang baru menjadi barang bekas.
- Janka waktu pembayaran di antara angsuran yang satu dengan yang lain hendaknya tidak terlalu lama, kalau dapat tidak lebih dari satu bulan.
- Besarnya pembayaran angsuran periodic harus diperhitungkan cukup untuk menutup kemungkinan penurunan nilai barang-barang yang ada selama jangka waktu pembayaran yang satu dengan pembayaran angsuran berikutnya.
Pengakuan Laba Kotor Dalam Penjualan Angsuran
Pada umumnya pengakuan laba kotor dalam transaksi penjualan angsuran ada 2 cara yaitu :
- Laba kotor diakui untuk periode di mana penjualan dilakukan.
- Laba kotor dapat dihubungkan dengan periode di mana realisasi pembayaran telah terjadi sesuai dengan perjanjian.
Laba kotor diakui untuk periode terjadinya transaksi penjualan.
Laba kotor yang terjadi diakui pada saat penyerahan barang dengan ditandai oleh timbulnya piutang / tagihan kepada langganan.
Pengakuan laba kotor dihubungkan dengan periode-periode terjadinya realisasi penerimaan kas.
Pada cara ini laba kotor yang terjadi diakui sesuai dengan jumlah uang kas dari penjualan angsuran yang direalisasikan dalam periode-periode yang bersangkutan. Prosedur ini biasanya dipergunakan untuk kontrak-kontrak penjualan yang jangka waktunya melampaui satu periode akuntansi.
Prosedur penerimaan diperlakukan sebagai berikut :
(1) Penerimaan pembayaran pertama sebagai pengembalian harga pokok dari barang-barang yang dijual, sesudah seluruh harga pokok kembali, maka penerimaan-penerimaan selanjutnya dicatat sebagai keuntungan.
(2) Penerimaan pembayaran pertama dicatat sebagai realiasi keuntungan yang diperoleh sesuai dengan kontrak penjualan, sesudah seluruh keuntungan yang ada terpenuhi, maka penerimaan selanjutnya dicatat sebagai pengumpulan kembali harga pokok.
(3) Setiap penerimaan pembayaran yang sesuai dengan perjanjian dicatat baik sebagai pengembalian harga pokok maupun sebagai realisasi keuntungan di dalam perbandingan yang sesuai dengan posisi harga pokok dan keuntungan yang terjadi pada saat perjanjian penjualan angsuran ditanda tangani.
Penjualan angsuran untuk barang-barang tak bergerak.
Contoh :
PT. Sentana perusahaan yang bergerak dalam bidang jual beli harta tidak bergerak, menjual sebuah rumah kepada Tuan Hartono dengan harga Rp 2.500.000,- Harga pokok rumah menurut pembukuan PT. Sentana sebesar Rp 1.500.000,-
Pembayaran pertama sebesar Rp 500.000,- untuk menjamin keamanan pemilikan rumah tersebut, PT. Sentana dan Tuan Hartono setuju untuk menghipotikkan rumah tersebut dari Tuan Hartono kepada PT. Sentana sebesar Rp 2.000.000,- Akte Hipotik ditanda tangani pada tanggal 1 September 2000 dibayar dalam jangka waktu 5 tahun dengan pembayaran tiap ½ tahun @ Rp 200.000,- Bunga hipotik sebesar 12 % setahun untuk sisa pinjaman hipotik yang belum dibayar.
Komisi dan biaya-biaya lainnya guna menyelesaikan akte hipotik sejumlah Rp 50.000,- telah dibayar tunai oleh PT. Sentana. Angsuran pokok dan bunga hipotik untuk pertama kali baru akan dilakukan pada tahun 2001.
Penjualan angsuran untuk barang-barang tak bergerak.
Transaksi-transaksi | JURNAL | |
Laba diakui pada periode penjualan | Laba diakui secara proporsional dengan jumlah penerimaan angsuran | |
1 September 1) Dijual sebuah rumah dengan harga Rp 2.500.000 harga pokok sebesar Rp 1.500.000 | Piutang (Tn Hartono) 2.500.000 Rumah 1.500.000 Laba penjualan 1.000.000 | Piutang (Tn Hartono) 2.500.000 Rumah 1.500.000 Laba kotor yg blm Direalisasi 1.000.000 |
2) Penerimaan pembayaran pertama sebesar Rp 500.000 dan hipotik Rp 2.000.000 | Kas 500.000 Hipotik 2.000.000 Piutang (Tn Hartono) 2.500.000 | Kas 500.000 Hipotik 2.000.000 Piutang (Tn Hartono) 2.500.000 |
3) Pembayaran baya-biaya, komisi dan pengurusan akte hipotik dan lainnya Rp 50.000 | Ongkos penjualan 50.000 Kas 50.000 | Ongkos penjualan 50.000 Kas 50.000 |
4) 31 Desember 2000 a. Bunga yg masih hrs diterima atas hipotik untuk jangka waktu 4 bln (4/12 x 12% x 2.000.000 = 80.000) b. Laba kotor yg direalisasi adalah 1.000.000 / 2.500.000 = 40% Penerimaan kas tahun 2000 sebesar Rp 500.000 (DP). Jadi laba kotor yg direalisasi 40% x 500.000 = 200.000 | Bunga hipotik yg Akan diterima 80.000 Pendapatanbunga 80.000 | Bunga hipotik yg Akan diterima 80.000 Pendapatanbunga 80.000 Laba kotor yg blm Direalisasi 200.000 Realisasi laba kotor 200.000 |
5) Menutup rekening nominal ke laba rugi | Laba penjualan 1.000.000 Pendapatan bunga 80.000 Ongkos penjualan 50.000 Laba rugi 1.030.000 | Realisasi laba kotor 200.000 Pendapatan bunga 80.000 Ongkos penjualan 50.000 Laba rugi 230.000 |
6) 1 Januari 2001 Jurnal balik untuk pendapatan bunga tahun 2000 | Pendapatan bunga 80.000 Pendapatan hipotik Yg akan diterima 80.000 | Pendapatan bunga 80.000 Pendapatan hipotik Yg akan diterima 80.000 |
7) 1 Maret 2001 Diterima pembayaran angs hipotik Rp 200.000 dan bunga hipotik Rp 120.000 | Kas 320.000 Hipotik 200.000 Pendapatan bunga 120.000 | Kas 320.000 Hipotik 200.000 Pendapatan bunga 120.000 |
8) 1 September 2001 Diterima pembayaran angs. Hipotik Rp 200.000 dan bunga dari pokok hipotik Rp 1.800.000 @ 12% untuk jangka waktu 6 bln = 108.000 | Kas 308.000 Hipotik 200.000 Pendapatan bunga 108.000 | Kas 308.000 Hipotik 200.000 Pendapatan bunga 108.000 |
9) 31 Desember 2001 a. Adjusment bunga hipotik dari pokok 1.600.000 untuk jangka waktu 4 bln = Rp 64.000 | Bunga hipotik yg Akan diterima 64.000 Pendapatan bunga 64.000 | Bunga hipotik yg Akan diterima 64.000 Pendapatan bunga 64.000 |
b. Laba kotor yg direalisasi sebesar 40% dan pembayaran angsuran yg diterima tahun 2001 sebesar Rp 400.000 = Rp 160.000 | | Laba kotor yg blm Direalisasi 160.000 Realisasi laba kotor 160.000 |
10) Menutup rekening nominal ke laba rugi | Pendapatan bunga 212.000 Laba rugi 212.000 | Pendapatan bunga 212.000 Realisasi pendp kotor 160.000 Laba rugi 372.000 |
Apabila pembayaran angsuran hipotik dari Tuan Hartono dapat diterima sesuai dengan perjanjian yang ada, maka kedua metode pengakuan laba kotor atas transaksi penjualan angsuran tidak berakhibat perbedaan jumlah “Pendapatan bunga” yang diperoleh dalam setiap tahun bukunya. Akan tetapi laba rugi bersih yang diakui pada setiap tahun buku diantara kedua metode itu tetap berbeda.
Apabila dari contoh di atas, Tuan Hartono tidak dapat memenuhi kewajibannya pada tanggal 1 Maret 2002, maka PT Sentana akan menarik kembali saldo hipotiknya sebesar Rp 1.600.000 dan memiliki kembali rumah. Sedangkan jumlah pembayaran yang telah dilakukan oleh Tuan Hartono sebesar Rp 900.000 tidak dapat ditarik kembali dan tetap menjadi hak PT Sentana.
Jika dilanjutkan sampai tahun 2002 :
Transaksi-transaksi | JURNAL | |
Laba diakui pada periode penjualan | Laba diakui secara proporsional dengan jumlah penerimaan angsuran | |
1) januari 2002 jurnal balik untuk pendapatan bunga tahun 2001 | Pendapatan bumga 212.000 Pendapatan hptik yg akn dtrma 212.000 | Pendapatan bumga 212.000 Pendapatan hptik yg akn dtrma 212.000 |
2) 1 maret 2002 Diterima pembayaran angsuran hipotik rp.200.000 dan bunga hipotik rp 96.000 | Kas 296.000 Hipotik 200.000 Pendapatan bunga 96.000 ( 6 x 12 % x 1.600.000 ) 12 | Kas 296.000 Hipotik 200.000 Pendapatan bunga 96.000 |
3) 1 september 2002 Diterima pembayaran angsuran hipotik rp.200.000 & bunga hipotik dr pokok hipotik rp.1.400.000 @ 12 % untuk jangka waktu 6 bln = 84.000 | Kas 284.000 Hipotik 200.000 Pendapatan bunga 84.000 ( 6 x 12 % x 1.400.000 ) 12 | Kas 284.000 Hipotik 200.000 Pendapatan bunga 84.000 |
4) 31 Desember 2002 a. adjusment bunga hipotik dri pkok 1.200.000 untuk jngka waktu 4 blan = 48.000 b. Laba kotor yg direalisasi sebesar 40 % dan pembayaran angsuran yang diterima thn 2002 sebesar rp. 400.000 = 160.000 ( 40% x 400.000 ) = 160.000 | Bunga hipotik yg Akan diterima 48.000 Pendapatan bunga 48.000 | Bunga hipotik yg Akan diterima 48.000 Pendapatan bunga 48.000 Laba kotor yg blm Direalisasi 160.000 Realisasi laba kotor 160.000 |
5) Menutup rekening nominal ke laba rugi | Pendapatan bunga 16.000 Laba/rugi 16.000 ( 48.000 + 84.000 + 96.000 – 212.000) | Pendapatan bunga 16.000 Realisasi pendapatan kotor 160.000 Laba / rugi 176.000 |
Penjualan angsuran untuk barang-barang bergerak
Untuk memberikan gambaran tentang proses akuntansi dalam penjualan angsuran untuk barang-barang bergerak, diberikan contoh berikut :
Contoh :
PT. Karya Bhakti menjual barang dagangannya atas dasar kontrak penjualan angsuran untuk masa ± 3 tahun. Berikut ini neraca PT. Karya Bhakti pada akhir tahun buku 2010
PT. KARYA BHAKTI
NERACA, PER 31 DESEMBER 2009
AKTIVA | PASIVA |
Kas 625.000 Piutang dagang 100.000 Piutang penj. Angsuran 2009 300.000 Piutang penj. Angsuran 2008 80.000 Persediaan barang 600.000 Aktiva tetap 1.175.000 Ak. Penyusutan (380.000) | Hutang dagang 650.000 Wesel bayar 100.000 Laba kotor yg blm direalisasi 2009 90.000 Laba kotor yg blm direalisasi 2008 20.000 Modal saham 1.500.000 Laba yang ditahan 140.000 |
Jumlah aktiva 2.500.000 | Jumlahpasiva 2.500.000 |
Keterangan :
Kontrak penjualan angsuran, perusahaan memperhitungkan tingkat laba kotor masing-masing 30% untuk tahun 2009 dan 25% untuk tahun 2008 dari harga jual yang bersangkutan. Perusahaan menggunakan metode fisik terhadap barang-barang dagangan.
Berikut transaksi dan jurnal selama tahun 2010 :
Transaksi-transaksi | Jurnal |
1 Jan – 31 Des 2010 1) Penjualan Tunai 1.000.000 Kredit 850.000 Angsuran 600.000 Jumlah 2.450.000 | Kas 1.000.000 Piutang dagang 850.000 Penjualan 1.850.000 Piutang penj. Angs 2010 600.000 Penjualan angsuran 600.000 |
2) Pembelian barang secara kredit Rp 2.500.000,- | Pembelian 2.500.000 Hutang dagang 2.500.000 |
3) Penerimaan kas dari : Piutang 800.000 Piutang penj angsuran ’10 300.000 Piutang penj angsuran ’09 200.000 Piutang penj angsuran ’08 60.000 | Kas 1.360.000 Piutang dagang 800.000 Piutang penj angsuran ’10 300.000 Piutang penj angsuran ’09 200.000 Piutang penj angsuran ’08 60.000 |
4) Pengeluaran kas : Pembayaran hutang 2.550.000 Pot. Pembelian 100.000 Macam biaya usaha 405.000 Bia. Peny. Aktiva 95.000 | Hutang dagang 2.550.000 Macam biaya usaha 405.000 Bia. Peny. Aktiva 95.000 Kas 2.855.000 Pot. Pembelian 100.000 Ak. Peny. Aktiva 95.000 |
31 Desember 2010, tutup buku 5) Mencatat harga pokok barang yg dijual secara angsuran Rp 390.000 | HPP Angsuran 390.000 Pengiriman barang penj. Angs 390.000 |
6) Menutup rekening penjualan angsuran dan HPP nya serta mencatat laba kotor penjualan selama th 2010 (35% x 600.000) | Penjualan angsuran 600.000 HPP penj angsuran 390.000 Laba kotor penj yg blm direalisasi 2010 210.000 |
7) Mencatat realisasi laba kotor penj angsuran selama 2010 Penj.angs ’10 (35% x 300.000) = 105.000 Penj.angs ’09 (30% x 200.000) = 60.000 Penj.angs ’08 (25% x 60.000) = 15.000 | Laba kotor penj angs yg blm direalisasi 2010 105.000 Laba kotor penj angs yg blm direalisasi 2009 60.000 Laba kotor penj angs yg blm direalisasi 2008 15.000 Realisasi laba kotor penj angs 180.000 |
8) Menutup persed. Awal barang dagangan pembelian barang, pot.pembelian dan pengiriman barang yg dijual dg perjanjian angsuran ke rekening rugi laba | Rugi laba 2.610.000 Pengiriman barang penj angs 390.000 Pot. Pembelian 100.000 Persediaan barang 1/1 2010 600.000 Pembelian 2.500.000 |
9) Mencatat persediaan akhir barang dagangan sesuai dg stock opname pd tgl 31 des 2010 sebesar Harga pokok Rp 1.210.000 | Persd brg dagang 31/12/2010 1.210.000 Rugi laba 1.210.000 |
10) Menutup saldo rekening penjualan regular ke rekening rugi laba | Penjualan 1.850.000 Rugi laba 1.850.000 |
11) Menutup laba kotor yg direalisasi dr hasil penj. Angs th ini & th sebelumnya ke rekening rugi laba | Realisasi laba kotor penj angs 180.000 Rugi laba 180.000 |
12) Menutup macam biaya usaha dan penyusutan | Rugi Laba 500.000 Macam biaya usaha 405.000 Biaya penyusutan 95.000 |
13) Mencatat taksiran pajak perseroan yg akan dibayar sebesar 25% x laba sebelum dipotong P.Ps (25% x 130.000 = 32.500) (no. 8 + 12 – 9 – 10 -11 = 130.000) | Pajak perseroaan 32.500 Taksiran hutang P.Ps 32.500 |
14) Menutup rekening pajak perseroaan ke rekening rugi laba | Rugi laba 32.500 Pajak perseroaan 32.500 |
15) Memindahkan laba bersih ke rekening laba yang ditahan (130.000 – 32.500) = 97.500 | Rugi laba 97.500 Laba yg ditahan (retained earning) 97.500 |
Soal :
1) PT. Karya pada tanggal 16 mei 2011 melakukan penjualan sbg berikut :
- penjualan tunai sebesar rp. 10.000.000
- penjualan kredit sebesar rp. 20.000.000
- penjualan angsuran sebesar rp. 25.000.000
Jawab : penjualan :
Tunai : 10.000.000 kas 10.000.000
Kredit : 20.000.000 piutang dagang 20.000.000
Angsuran : 25.000.000 penjualan 30.000.000
Jumlah 55.000.000 piutang pej angsuran 25.000.000
Penjualan angsuran 25.000.000
2) tanggal 15 juni 2011 diterima angsuran sebagai berikut : kas 25.000.000
- penjualan kredit sebesar rp. 10.000.000 piutang dagang 10.000.000
- penjualan angsuran sebesar rp. 15.000.000 piutang pj angsrn 15.000.000
25.000.000
3) tanggal 31 desember 2011,tu2p bku HPP angsuran 15.000.000
Mentup Harga pokok barang yang dijual secara pengirman brang pej angsr 15.000.000
Angsuran sebesar rp 15.000.000 (pakek fisik)
( misal 60% dr penjualan angsuran ) (pakek perpetual = persediaan brng dng)
4) menutup rekening penjualan angsuran penj angsuran 25.000.000
Tahun 2011 & HPP nya serta mencatat laba HPP pnj angsrn 15.000.000
Kotor penjualan selama tahun 2011 sebesar laba ktor pnj angrn yg blm
40% direalisasi 10.000.000
(40% x 25.000.000)
5) mencatat realisasi laba kotor pej angsrn lb ktr pej angsr yg blm drealis
Selama 2011 direalisasi 2011 6.000.000
Pnj angsran 2011 (40% x 15.000.000 ) = real lb ktr pej angsrn 6.000.000
6.000.000
6) mentup lba ktr yg direalisasi dr hasil pej realisasi lb ktr pj angsrn 6.000.000
Angsran tahn ini & (klau da tahun sebelum y) rugi laba 6.000.000
Ke rek. rugi laba
Masalah pertukaran (Trade in) di dalam penjualan angsuran
adalah apabila penjual menyerahkan barang baru dengan perjanjian angsuran, sedang pembayaran pertama (down payment) dari pembeli berupa penyerahan barang bekas.
Contoh soal 1 :
Seorang pedagang mobil menjual mobil baru dengan harga pokok Rp 100.000.000,- dijual kepada pembeli dengan perjanjian angsuran seharga Rp 150.000.000,- sebagai pembayaran pertama diserahkan mobil bekas dan disetujui seharga Rp 40.000.000,- diperkirakan biaya untuk memperbaiki mobil sebesar Rp 5.000.000,- sedangkan harga normal mobil tersebut sebesar Rp 37.500.000,- pedagang mobil tersebut mengharapkan laba normal sebesar 25% dari harga penjualan mobil bekas.
Bagaimana jurnal yang harus dibuat ?
Jawab :;
Perhitungan : (kondisi rugi )
Harga pertukaran mobil bekas 40.000.000
Harga jual setelah diperbaiki 37.500.000
Dikurangi :
Ongkos perbaikan 5.000.000
Laba normal yang diharapkan
(25% x 37.500.000) 9.375.000 (+)
14.375.000(-)
23.125.000 (-)
Perbedaan harga pertukaran (rugi) 16.875.000
Jurnal :
Persediaan barang dagangan mobil bekas 23.125.000
Cadangan perbedaan harga pertukaran 16.875.000
Piutang penjualan angsuran 110.000.000
Penjualan angsuran 150.000.000
Harga pokok penjualan angsuran 100.000.000
Persediaan barang dagangan mobil baru 100.000.000
Contoh soal 2 :
Seorang pedagang mobil menjual mobil kepada pembeli dengan perjanjian angsuran seharga rp. 250.000.000, sedangkan harga pokok mobil sebesar rp.200.000.000, sebagai pembayaran pertama disserahkan mobil bekas dan disetujui seharga rp.100.000.000, diperkirakan biaya untuk memperbaiki mobil sebesar 10.000.000, sedangkan harga normal mobil tersebut sebesar 120.000.000
Jawab:
Perhitungan: (kondisi laba )
Harga pertukaran mobil bekas 100.000.000
Harga jual setelah diperbaiki 120.000.000
Dikurangi :
Ongkos perbaikan (10.000.000)
(110.000.000)
Perbedaan harga pertukaran (laba) 10.000.000
Jurnal :
Persediaan barang dagangan mobil bekas 110.000.000
Piutang penjualan angsuran 150.000.000
Penjualan angsuran 250.000.000
Cad. Perbedaan harga pertukaran 10.000.000
Harga pokok penjualan angsuran 200.000.000
Persediaan barang dagangan mobil baru 200.000.000
Masalah pembatalan kontrak dan pemilikan kembali
Apabila pembeli gagal untuk memenuhi kewajibannya sebagaimana perjanjian, maka barang yang bersangkutan ditarik dan dimiliki oleh penjual. Maka hal yang harus dilakukan oleh penjual dalam pembukuannya adalah :
- Pencatatan pemilikan kembali barang dagangan
- Menghapuskan saldo piutang penjualan angsuran atas barang tersebut
- Menghapuskan saldo laba kotor yang belum direalisasi atas penjualan angsuran yang bersangkutan
- Pencatatan keuntungan atau kerugian karena pemilikan kembali barang tersebut.
Contoh :
Pada tahun 2011, seorang langganan PT. Karya Bhakti telah gagal dan tidak dapat memenuhi kewajibannya. Langganan tersebut membeli barang pada tahun 2010 seharga Rp 20.000 dan telah dibayar sebesar Rp 10.000,- Barang yang telah ditarik oleh PT. Karya Bhakti nilainya ditaksir sebesar Rp 9.000 dengan sudah memperhitungkan cadangan untuk perbaikan dan keuntungan normal diharapkan apabila dijual lagi.
Jurnal yang dibuat adalah :
Persediaan barang dagangan pemilikan kembali 9.000
Laba kotor yg belum direalisasi th 2009 3.500
Laba karena pemilikan kembali 2.500
Piutang penjualan angsuran tahun 2010 10.000
Perhitungan :
Jumlah kas yang telah diterima 10.000
Harga pokok barang daganan (65% x 20.000) 13.000
Nilai pada saat pemilikan kembali 9.000
4.000
Laba atas barang yang ditarik kembali 6.000
Laba yang telah diakui sebelumnya (35% x 10.000) 3.500
Laba pemilikan kembali 2.500
Masalah bunga pada penjualan angsuran
Dalam perjanjian penjualan angsuran, biasanya penjual disamping memperhitungkan laba juga memperhitungkan beban bunga terhadap jumlah harga dalam kontrak yang belum dibiayai oleh pembeli.
Kebijakan pembayaran bunga secara periodic pada umumnya dilakukan dalam bentuk seperti dibawah ini :
- Bunga diperhitungkan dari sisa harga kontrak selama jangka waktu angsuran. Cara ini sering disebut sebagai “Long end interest”
- Bunga diperhitungkan dari setiap angsuran yang harus dibayar, yang dihitung sejak tanggal perjanjian ditanda tangani sampai tanggal jatuh tempo setiap angsuran yang bersangkutan. Cara ini disebut “short end interest”
- Pembayaran angsuran periodic dilakukan dalam jumlah yang sama, dimana didalamnya termasuk angsurna pokok dan bunga yang diperhitungkan dari saldo harga kontrak selama jangka waktu perjanjian.
- Bunga secara periodic diperhitungkan berdasar dari sisa harga kontrak.
Contoh :
Pada tanggal 1 Januari 2000 telah dijual sebuah mesin dengan harga Rp 1.250.000,- atas dasar perjanjian penjualan angsuran. Uang muka ditetapkan sebesar Rp 350.000,- sedangkan sisanya dibayar dalam waktu 1 tahun dengan 6 kali angsuran (setiap 2 bulan) dan bunga ditetapkan sebesar 12% setahun. Harga pokok mesin sebesar Rp 750.000,- Pembayaran yang akan dilakukan sesuai dengan empat cara sebagai berikut :
Perhitungan :
Harga jual mesin Rp 1.250.000
Uang muka Rp 350.000 (-)
Dibayar 6 kali angsuran tiap 2 bln Rp 900.000
Besarnya pembayaran setiap kali angsuran Rp 150.000
1. Bunga periodic diperhitungkan dari sisa harga kontrak pada setiap awal periode angsuran.
Tanggal pembayaran | Bunga | Angsuran pokok | Jumlah pembayaran | Sisa harga kontrak |
1 Jan 2000 1 Jan 2000 1 Mar 2000 1 Mei 2000 1 Juli 2000 1 Sept 2000 1 Nop 2000 31 Des 2000 | - - 18.000 *) 15.000 12.000 9.000 6.000 3.000 | - 350.000 150.000 150.000 150.000 150.000 150.000 150.000 | - 350.000 168.000 165.000 162.000 159.000 156.000 153.000 | 1.250.000 900.000 750.000 600.000 450.000 300.000 150.000 0 |
Jumlah | 63.000 | 1.250.000 | 1.313.000 | |
*) 12% x (2/12) x 900.000 = 18.000
Atas dasar perhitungan dalam daftar, maka jurnal yang dibuat oleh pembeli dan penjual sebagai berikut :
Transaksi | Buku si pembeli | Buku si penjual |
1 Januari 2000 Penjualan mesin Rp 1.250.000 dg uang muka Rp 350.000 | Mesin 1.250.000 Hutang pembe- lian angsuran 1.250.000 Hutang pemb. Angs 350.000 Kas 350.000 | Piutang penj.angs 1.250.000 Penj. Angsuran 1.250.000 Kas 350.000 Piut. Penj. Angs 350.000 HPP mesin 750.000 Persd. Mesin 750.000 |
1 Maret 2000 Pembayaran angsuran pertama | Hutang pemb.angs 150.000 Biaya bunga 18.000 Kas 168.000 | Kas 168.000 Piut. Penj. Angs 150.000 Pendapatan bunga 18.000 |
1 Mei 2000 Pembayaran angsuran kedua | Hutang pemb.angs 150.000 Biaya bunga 15.000 Kas 165.000 | Kas 165.000 Piut. Penj. Angs 150.000 Pendapatan bunga 15.000 |
2. Bunga diperhitungkan dari setiap angsuran yang harus dibayar atas dasar jangka waktu angsuran yang bersangkutan.
Tanggal pembayaran | Bunga | Angsuran pokok | Jumlah pembayaran | Sisa harga kontrak |
1 Jan 2000 1 Jan 2000 1 Mar 2000 1 Mei 2000 1 Juli 2000 1 Sept 2000 1 Nop 2000 31 Des 2000 | - - 3.000 *) 6.000 9.000 12.000 15.000 18.000 *) | - 350.000 150.000 150.000 150.000 150.000 150.000 150.000 | - 350.000 153.000 156.000 159.000 162.000 165.000 168.000 | 1.250.000 900.000 750.000 600.000 450.000 300.000 150.000 0 |
Jumlah | 63.000 | 1.250.000 | 1.313.000 | |
*) 12% x (2/12) x 150.000 = 3.000
**) 12% x (12/12) x 150.000 = 18.000
Atas dasar perhitungan dalam daftar, maka jurnal yang dibuat oleh pembeli dan penjual sebagai berikut :
Transaksi | Buku si pembeli | Buku si penjual |
1 Januari 2000 Penjualan mesin Rp 1.250.000 dg uang muka Rp 350.000 | Mesin 1.250.000 Hutang pembe- lian angsuran 1.250.000 Hutang pemb. Angs 350.000 Kas 350.000 | Piutang penj.angs 1.250.000 Penj. Angsuran 1.250.000 Kas 350.000 Piut. Penj. Angs 350.000 HPP mesin 750.000 Persd. Mesin 750.000 |
1 Maret 2000 Pencatatan bunga yg masih hrs diperhitungkan selama 2 bln dari sisa harga kontrak sebesar Rp 900.000 Pencatatan pembayaran angsuran pertama | Biaya bunga 18.000 Bunga yg akan dibayar atas pembelian angs. 18.000 Hutang pemb.angs 150.000 Bunga yg akan dibayar Atas pemb.angs 3.000 Kas 153.000 | Bunga yg akan di- terima atas penj. Angs 18.000 Pendp. Bunga 18.000 Kas 153.000 Piut. Penj. Angs 150.000 Bunga yg akan diteri- ma ats penj angs 3.000 |
1 Mei 2000 Pencatatan bunga yg hrs diperhitungkan selama 2 bln dari sisa harga kontrak Rp 750.000 Pencatatan pembayaran cicilan kedua | Biaya bunga 15.000 Bunga yg akan dibayar atas pembelian angs. 15.000 Hutang pemb.angs 150.000 Bunga yg akan dibayar Atas pemb.angs 6.000 Kas 156.000 | Bunga yg akan di- terima atas penj. Angs 15.000 Pendp. Bunga 15.000 Kas 156.000 Piut. Penj. Angs 150.000 Bunga yg akan diteri- ma ats penj angs 6.000 |
3. Pembayaran angsuran periodic dilakukan daam jumlah yang sama, dimana di dalamnya sudah diperhitungkan angsuran pokok dan bunga
Metode ini dikenal dengan nama metode anuitet, adapun rumus yang digunakan adalah sbb :
A =
Keterangan :
A = Anuitet
i = tingkat bunga
n = jangka waktu berlangsungnya kontrak penjualan angsuran
= nilai tunai (present value)
Apabila sudah diketahui factor anuitetnya, maka jumlah pembayaran cicilannya dihitung sbb :
Jumlah pembayaran angsuran =
Pada contoh di muka maka dapat dicari anuitetnya sbb :
A =
A =
Sedangkan besarnya setiap kali angsuran adalah :
Pembayaran angsuran periodic yang sama besarnya termasuk bunga yang diperhitungkan adalah :
Tanggal pembayaran | Pembayaran angsuran | Bagian pembayaran yg merupakan beban bunga yg diperhitungkan | Bagian pembayaran yg dipakai untuk melunasi harga kontrak | Sisa harga kontrak |
1 Jan 2000 1 Jan 2000 1 Mar 2000 1 Mei 2000 1 Juli 2000 1 Sept 2000 1 Nop 2000 31 Des 2000 | - 350.000 160.673 160.673 160.673 160.673 160.673 160.673 | - - 18.000 *) 15.146 **) 12.236 9.267 6.239 3.150 | - 350.000 142.673 145.527 146.437 151.406 154.434 157.523 | 1.250.000 900.000 757.327 611.800 463.363 311.957 147.523 |
Jumlah | 1.314.038 | 64.038 | 1.250.000 | |
*) 12% x (2/12) x 900.000 = 18.000
**) 12% x (2/12) x 757.327 = 15.146
Atas dasar perhitungan dalam daftar, maka jurnal yang dibuat oleh pembeli dan penjual sebagai berikut :
Transaksi | Buku si pembeli | Buku si penjual |
1 Januari 2000 Penjualan mesin Rp 1.250.000 dg uang muka Rp 350.000 | Mesin 1.250.000 Hutang pembe- lian angsuran 1.250.000 Hutang pemb. Angs 350.000 Kas 350.000 | Piutang penj.angs 1.250.000 Penj. Angsuran 1.250.000 Kas 350.000 Piut. Penj. Angs 350.000 HPP mesin 750.000 Persd. Mesin 750.000 |
1 Maret 2000 Pembayaran angsuran pertama | Hutang pemb.angs 142.673 Biaya bunga 18.000 Kas 160.673 | Kas 160.673 Piut. Penj. Angs 142.673 Pendapatan bunga 18.000 |
1 Mei 2000 Pembayaran angsuran kedua | Hutang pemb.angs 145.527 Biaya bunga 15.146 Kas 160.673 | Kas 160.673 Piut. Penj. Angs 145.527 Pendapatan bunga 15.146 |
4. Bunga secara periodic diperhitungkan berdasar dari sisa harga kontrak
Tanggal pembayaran | Bunga | Angsuran pokok | Jumlah pembayaran | Sisa harga kontrak |
1 Jan 2000 1 Jan 2000 1 Mar 2000 1 Mei 2000 1 Juli 2000 1 Sept 2000 1 Nop 2000 31 Des 2000 | - - 18.000 *) 18.000 18.000 18.000 18.000 18.000 | - 350.000 150.000 150.000 150.000 150.000 150.000 150.000 | - 350.000 168.000 168.000 168.000 168.000 168.000 168.000 | 1.250.000 900.000 750.000 600.000 450.000 300.000 150.000 0 |
Jumlah | 108.000 | 1.250.000 | 1.358.000 | |
*) 12% x (2/12) x 900.000 = 18.000
Transaksi | Buku si pembeli | Buku si penjual |
1 Januari 2000 Penjualan mesin Rp 1.250.000 dg uang muka Rp 350.000 | Mesin 1.250.000 Hutang pembe- lian angsuran 1.250.000 Hutang pemb. Angs 350.000 Kas 350.000 | Piutang penj.angs 1.250.000 Penj. Angsuran 1.250.000 Kas 350.000 Piut. Penj. Angs 350.000 HPP mesin 750.000 Persd. Mesin 750.000 |
1 Maret 2000 Pembayaran angsuran pertama | Hutang pemb.angs 150.000 Biaya bunga 18.000 Kas 168.000 | Kas 168.000 Piut. Penj. Angs 150.000 Pendapatan bunga 18.000 |
1 Mei 2000 Pembayaran angsuran kedua | Hutang pemb.angs 150.000 Biaya bunga 18.000 Kas 168.000 | Kas 168.000 Piut. Penj. Angs 150.000 Pendapatan bunga 18.000 |
Thanks atas informasinya
BalasHapus